Konten dari Pengguna

Diserang Soal Penyarungan Terhadap Pohon, Dedi Mulyadi : Asal Jangan Disembah

13 Maret 2018 11:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Balad Siliwangi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diserang Soal Penyarungan Terhadap Pohon, Dedi Mulyadi : Asal Jangan Disembah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
BaladSiliwangi - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi mengatakan tidak merasa terbebani ketika ditanya ihwal alasan dia menyarungi pohon di Purwakarta dengan sehelai kain.
ADVERTISEMENT
"Ya nggak apa-apa ya saya ditanya itu malah justru senang. Kan kita melakukan sesuatu sesuai dengan etika lingkungan," ujar Dedi seusai mengikuti acara debat publik Pilgub Jawa Barat, di Sabuga, Kota Bandung, Senin, 12 Maret 2018.
Dalam sesi debat kandidat itu, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, ditanya oleh pasangan Sudrajat-Syaikhu ihwal alasan Dedi menyarungi pohon-pohon di Purwakarta dengan kain, yang sekilas tampak lebih mementingkan pohon daripada menyelesaikan masalah kemanusiaan.
Menurut Dedi, bagi yang tidak paham konsep etika lingkungan mungkin saja bisa keliru menilai program yang diluncurkan Bupati Purwakarta itu terkait penyarungan pohon.
"Yang tidak boleh itukan pohon disembah. Mau dikasih sarung atau apapun kan boleh-boleh saja. Daripada dikasih paku, dipasang iklan kan mendingan dikasih kain," katanya.
ADVERTISEMENT
Dedi mencontohkan, dalam tradisi Sunda zaman dulu pohon petai biasanya diikat dengan tali yang terbuat dari anyaman bambu dan batang padi. Kemudian pohon itu diberi kukusan nasi yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut atau aseupan.
Tradisi itu, kata dia, merupakan etika kebudayaan yang berimplikasi terhadap lingkungan. Menurut dia, ketika tidak paham terhadap konsep itu maka tidak akan mengerti pula bahwa antara konsep kebudayaan, lingkungan dan pembangunan tata ruang justru saling berkaitan.
"Ketika melihat teksnya kan ada nggak larangan pohon dikasih kain, dari sisi syar'i. Andai katapun orang yang mengeluarkan hujjah, pasti debatable pasti ada juga kelompok lain yang mengatakan tidak ada problem," ujarnya.
Menurut dia, berbeda pendapat itu biasa di Indonesia. Namun, yang paling utama adalah perilaku pemimpin itu tidak sampai merugikan masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Syaikhu mengatakan inti dari pertanyaan yang dia lontarkan terhadap Dedi Mulyadi yakni masalah prioritas yang harus didahulukan seorang pemimpin saat meluncurkan program-program kerjanya.
"Bagi saya itu kaitannya dengan prioritas, lebih bagus saya kira dana (untuk penyarungan pohon) yang sedemikian banyak itu untuk peningkatan SDM, sekolah, kesehatan dan sebagainya," ujar Syaikhu.
Sumber : tempo.co