Konten dari Pengguna

Mengenal dan Meneladani Sosok Widji Thukul

Balgiz Khairun Nisa'
Mahasiswi Universitas Airlangga
14 Desember 2020 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Balgiz Khairun Nisa' tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Widji Thukul
zoom-in-whitePerbesar
Widji Thukul
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak mengenal Widji Thukul? Sosok terkenal dengan nama Widji Thukul ini merupakan seorang sastrawan, aktivis, dan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia dikenal sebagai penyair berani dengan puisi – puisinya yang menyentil dan memperjuangkan keadilan pada masa orde baru.
ADVERTISEMENT
Lahir di kota Solo pada tanggal 26 Agustus 1963, Widji terlahir dari keluarga dengan keadaan ekonomi yang sederhana. Ia merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Ayahnya seorang tukang becak dan ibunya yang juga bekerja untuk membantu perekonomian keluarga dengan berjualan ayam bumbu. Ia bahkan merelakan pendidikannya di tengah jalan saat sekolah menengah dengan alasan keterbatasan biaya. Ia memilih untuk mengalah agar biaya sekolah adik – adiknya dapat terpenuhi.
Widji memulai hobi menulisnya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Ia pun semakin mengasah kemampuannya di tingkat sekolah menengah dengan bergabung dalam kelompok teater Jagat.
Sebagai seorang buruh, Widji tidak hanya bekerja, namun ia juga memperjuangkan kesejahteraan bagi teman seperjuangannya sesama pekerja. Rasa geramnya terhadap pemerintahan saat itu akhirnya dapat menghasilkan puisi – puisi yang berisi kritik terhadap pemerintah yang membungkam dan membuat rakyat menderita.
ADVERTISEMENT
Puisi – puisinya mudah untuk dipahami oleh semua kalangan. Melalui puisi – puisinya ini, ia ingin mengajak orang – orang untuk ikut memperjuangkan hak yang mereka miliki. Puisi – puisinya telah menjadi penyemangat bagi para aktivis saat membela kebenaran. Salah satunya dalam puisi berjudul Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu berikut ini:
Apa guna punya ilmu tinggi
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Keteladannya sebagai seorang pejuang keadilan haruslah dicontoh oleh generasi muda saat ini agar mereka tidak lupa untuk selalu rendah diri. Berikut ini nilai-nilai baik dari sosok Widji Thukul yang bisa generasi muda teladani :
1. Berani
Widji Thukul berani berbuat sesuatu dan mengambil tindakan dengan tidak terlalu memikirkan risiko yang akan terjadi setelahnya. Ia pantang menyerah dan tetap berjuang walaupun sering kali ia dikejar oleh aparat karena tentu saja ia telah menjadi musuh pemerintah saat itu. Namun, ia tetap berpegang teguh pada prinsipnya yaitu membela kebenaran.
ADVERTISEMENT
Sebagai pelajar, sikap berani dapat dimulai dari hal kecil. Salah satunya dengan berani berpendapat saat melakukan diskusi kelompok bersama teman. Selain itu, menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan bertanya saat kurang memahami materi merupakan contoh dari sikap berani. Mungkin banyak orang berpendapat ini adalah hal yang mudah, tetapi faktanya masih banyak pelajar yang kurang berani untuk melakukan hal tersebut.
2. Membela kebenaran dan keadilan
Widji mencoba membela kebenaran dengan tidak memihak kepada suatu hal yang jelas – jelas salah. Ia berusaha memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) yang telah dinodai. Itu sebabnya ia bersama rekan – rekannya tergerak untuk melakukan perlawanan kepada pemerintah yang dirasa telah menyimpang dari Hak Asasi Manusia (HAM).
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh sikap membela kebenaran adalah dengan menolak berita hoax. Dengan adanya perkembangan teknologi membuat masyarakat semakin mudah dalam menerima informasi. Namun, kemudahan itu juga dapat dimanfaatkan oleh suatu oknum untuk menyebarkan berita hoax. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menyaring informasi terlebih dahulu, khususnya untuk generasi muda yang masih banyak mempercayai berita hoax.
Turun langsung dalam aksi demonstrasi sudah menjadi panggilan hati seorang Widji. Meskipun saat ini keberadaannya masih menjadi misteri, namun puisi – puisinya akan selalu dikenang oleh banyak orang. Puisi – puisinya masih berkobar dan menjadi sumber kekuatan bagi banyak orang. Semangat perlawanannya masih tetap hidup di negeri ini, bahkan hingga generasi selanjutnya. Sampai saat ini, puisi – puisinya masih sering dinikmati, khususnya oleh aktivis dan mahasiswa yang hendak menyuarakan kritik terhadap pemerintah.
ADVERTISEMENT