Konten dari Pengguna

Ternyata Untuk Menjadi Seorang pemimpin di Bali Harus Berani "Ngayah"!!

Bali News
Update informasi terkini tentang Bali
14 Maret 2018 7:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bali News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ternyata Untuk Menjadi Seorang pemimpin di Bali Harus Berani "Ngayah"!!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ngayah adalah kewajiban sosial masyarakat Bali sebagai penerapan ajaran karma marga yang dilaksanakan secara gotong royong dengan hati yang tulus ikhlas baik di banjar (lingkungan tempat tinggal) maupun di tempat suci. Kata ngayah secara harafiah dapat diartikan melakukan pekerjaan tanpa mendapat upah (kamus Bali-Indonesia,1990).
ADVERTISEMENT
Latar belakang sosiologis dan historis tersebut telah menunjukan bahwa semula budaya ngayah itu berakar dari kata ayah , ayahan , pengayah , ngayahang ( yang saling kait mengkait dalam satu kesatuan konskuensi logis – eksistensialistis). Eksitensi tanah ayahan desa telah membawa konsekuensi logis bagi pengayah untuk melakukan kewajiban sosio-religiuskultural, yakni ngayahang. (source: inputbali.com)
Dalam konteks untuk menjadi seorang pemimpin, "Ngayah" harus benar-benar dilakukan. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa menjadi seorang pemimpin merupakan pilihan untuk menjadi pelayan rakyat tanpa mengharapkan imbalan apapun. Tjok Raka Kertthyasa atau Cok Ibah, seorang calon pemimpin dari sebuah kabupaten yang ada di Bali juga turut menuturkan hal serupa."Ketika sudah memilih untuk menjadi pemimpin bagi banyak orang, maka kita harus siap akan segala konsekuensinya. Kita harus berjuang untuk mempertahankan hak-hak rankyat, kita harus rela bekerja sangat keras untuk kepentingan masyarakat umum. Tentunya dengan catatan bahwa segalanya harus dilakukan secara tulus iklas tanpa mengharapkan imbalan yang berarti" tegasnya.
ADVERTISEMENT