Hobi Jual Tanah Ancam Eksistensi Suku Tehit di Sorong Selatan

Konten dari Pengguna
9 Februari 2019 17:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim Balleo News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tanah kosong Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tanah kosong Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BalleoNews.Com - Masyarakat asli Suku Tehit yang mendiami Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat, kini mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis. Pasalnya, masyarakat setempat kini tidak lagi bekerja sebagai petani dan nelayan.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat asli Suku Tehit kini tidak bekerja. Mereka lebih memilih mejual tanah sebagai pekerjaan pokok mereka," ujar Kepala Distrik Kota Teminabuan, Frans Salmon Thesia, di Kediaman Sekda pada Sabtu (9/2).
Frans melanjutkan, kejadian ini merupakan persoalan yang sudah sangat krusial. Pemerintah dan semua elemen masyarakat harus segera tanggap dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi warga Suku Tehit.
"Warga kalau jual tanah ke pemerintah itu harganya sangat mahal, sementara kalau dijual untuk warga pendatang murah harganya," ujar Frans.
Kepala Distrik Kota Teminabuan,Frans Salmon Thesia, SE
Menurut Frans, pihak yang memiliki peran penting diminta untuk duduk bersama membahas persoalan tersebut.
"Kita minta supaya adanya Perda larangan jual tanah. Hal itu bisa mengurangi proses jual tanah yang sedang marak dilakukan oleh warga Suku Tehit," ujar Frans yang juga merupakan salah satu anak turunan Suku Tehit.
ADVERTISEMENT
Maraknya penjualan tanah yang dilakukan warga Suku Tehit karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah.
"Warga Suku Tehit harus diberikan sosialisasi dan pemahaman yang baik agar tidak jual tanah sebagai pekerjaan pokok, tapi ada cara lain di antaranya dengan bekerja keras," kata Frans.
Jika tanah milik warga Suku Tehit terus dijual, maka akan berdampak buruk pada generasi Suku Tehit yang akan datang.
Ini merupakan ancaman untuk generasi Suku Tehit. Jika tidak diselesikan sekarang, maka bisa saja warga Suku Tehit yang memiliki tanah ini diperlakukan sebagai pendatang," ujar Frans. Pewarta: Paul