Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Warganya Konsumsi Air Berwarna Kuning, Kepala Distrik Konda: Saya Tak Tega
3 April 2022 10:58 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lukas Anie yang baru beberapa bulan menjabat sebagai Kepala Distrik Konda, Sorong Selatan, Papua Barat, melakukan terobosan-terobosan cerdas dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lukas Anie, saat bertandang ke redaksi BalleoNEWS partner kumparan mengungkapkan pihaknya telah menyusun program prioritas yang Distrik Konda yang dituangkan dalam Musrembang tahun 2023.
"Ada beberapa program prioritas yang akan dilakukan pada tahun 2023 mendatang. Program prioritas tersebut di antaranya, air bersih, fasilitas pendidikan, dan infrastruktur. Tiga program itu akan menjadi perhatian dalam mendorong pembanguan di wilayah Konda," bebernya.
Ia melanjutkan, sejak dilantik menjadi kepala distrik dirinya langsung menemui warga, dan melihat langsung kondisi dan persoalan yang tengah dirasakan oleh warga. Salah satu yang paling menyedihkan adalah kebutuhan akan air bersih.
"Saya sebenarnya tidak tega melihat warga saya mengkonsumsi air berwarna kuning itu. Air yang tidak layak dikonsumsi itu terpaksa digunakan warga lantaran tidak ada ketersedian pasokan air bersih," bebernya.
ADVERTISEMENT
Katanya lagi, saat ini 2.426 warga Konda terpaksa mengkonsumsi air tersebut, karena program air bersih yang dicanangkan oleh Pancimas tidak berjalan maksimal. Namun dirinya bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Sorong Selatan, Samsudin Anggiluli, yang telah mengeluarkan rekomendasi untuk disampaikan kepada balai air dan sungai Papua Barat melalui Dinas PUPR yang di pimpin oleh Alfius Way.
"Selaku kepala distrik tentunya berterima kasih kepada Bupati Sorong Selatan, Samsudin Anggiluli karena telah mengeluarkan rekomendasi pembangunan air bersih di wilayah Konda. Rekomendasi tersebut nantinya akan dibawah oleh Kepala Dinas PUPR, Alfius Way untuk disampaikan kepada balai sungai dan air Papua Barat," bebernya.
Sementara itu, belum lama ini, Kepala Dinas PUPR Alfius Way, mengungkapkan salah satu program prioritas tahun ini di antaranya adalah melakukan peningkatan air bersih dari Teminabuan, menuju Distrik Konda, dengan jarak kurang lebih 30 kilometer.
ADVERTISEMENT
"Ada program prioritas peningkatan jaringan air bersih menuju distrik Konda yang jaraknya sekitar 30 kilometer," pungkasnya.
Peningkatan infratruktur di Distrik Konda
Lukas Anie melanjutkan, selain air bersih dirinya juga berharap adanya peningkatan infrastruktur jalan dari ibu kota Teminabuan, menuju Distrik Konda.
"Tahun ini kami dapat kegiatan peningkatan jalan kurang lebih Rp 10 miliar. Selain itu sekitar 20 kilometer jalan masih butuh perhatian pemerintah di antaranya rusa jalan 6 kilometer dari ibu kota distrik menuju kampung Naknak, jalan 2 kilometer dari ibu kota distrik menuju Kampung Onimpia, jalan 5 kilo meter dari ibu kota distrik menuju Kampung Warmagege," katanya.
Sarana pendidikan di Konda masih jauh dari harapan
Selain kebutuhan air bersih, infrastruktur, ditstrik Konda juga memiliki sejumlah fasilititas pendidikan yang jauh dari harapan. Padahal distrik ini merupakan salah satu distrik pinggiran yang jaraknya kurang lebih 30 kilometer dari ibu kota kabupaten.
ADVERTISEMENT
Salah satu sekolah yang tengah jadi sorotan di antaranya SD Negeri Zoar Onipia yang bangunannya menggunakan daun Sagu. Sekolah ini mengguggah hati Kapolres Sorong Selatan, hingga melakukan kunjungan dan membagikan sejumlah perlengkapan sekolah kepada para siswa.
Sekolah tersebut sebelumnya dikunjungi oleh Kepala Distrik Konda, Lukas Anie usai dilantik menjadi kepala distrik. Selain itu terdapat sejumlah sekolah lainnya yang masih butuh dukungan dari pemerintah. Salah satunya adalah sekolah TK di Kampung Semora.
"Salah satu TK di Kampung Semora, Distrik Konda juga bangunannya dari daun Sagu. Sementara salah satu sekolah di Kampung Manelek bangunan sekolah sudah termakan usia, karena bangunan sekolah tersebut sudah dibangun dari tahun 1980an, sehingga kita berharap agar bisa dibangun ulang," tegasnya.
ADVERTISEMENT