1000 Satwa Endemik Dilindungi Telah Dilepasliarkan RU VII Kasim Bersama BBKSDA

Konten Media Partner
29 November 2022 15:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT KPI melepasliarkan satwa endemik Papua Barat yang dilindungi, foto: Yanti/BalleoNEWS
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT KPI melepasliarkan satwa endemik Papua Barat yang dilindungi, foto: Yanti/BalleoNEWS
ADVERTISEMENT
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sangat mendukung pelestarian lingkungan, termasuk pelestarian flora dan fauna yang ada di wilayah Papua dan Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibuktikan dengan PT KPI Refinery Unit VII Kasim bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat telah melepasliarkan sekitar 1000 ekor satwa endemik Papua dan Papua Barat dilindungi, yang merupakan hasil tangkapan di Pelabuhan Laut Sorong.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditya Warman menyatakan, pihaknya sangat mendukung pelestarian lingkungan termasuk flora dan fauna. Ini sesuai dengan visi dan misi PT Kilang Pertamina International meliputi unsur environment, sosial, goverment dan menjadi tanggung jawab sosial dan lingkungan.
General Manager PT KPI RU VII Kasim melakukan pelepasliaran satwa dilindungi di Taman Wisata Alam Sorong, Selasa (29/11), foto: Yanti/BalleoNEWS
"Saat ini kami memiliki perjanjian kerja sama dengan BBKSDA Papua Barat dari tahun 2018-2023. Di mana programnya beragam, salah satunya yaitu pelepasliaran satwa-satwa yang dilindungi oleh Undang-undang. Sekitar 1000 ekor lebih satwa dilindungi yang sudah dilepasliarkan," ungkapnya dalam kegiatan Pelepasliaran Satwa Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat dan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII Kasim, yang berlangsung di Taman Wisata Alam (TWA) Sorong, Selasa (29/11).
ADVERTISEMENT
Menurut Taufik, program yang sudah dilakukan oleh PT KPI RU VII Kasim kerja sama dengan BBKSDA Papua Barat harus dievaluasi, di mana program yang sudah baik agar terus dilanjutkan.
"Yang diharapkan program-program seperti ini perlu disosialisasikan dan menjadi bagian dari edukasi kepada masyarakat, agar masyarakat paham mana satwa yang dilindungi dan tidak boleh diperjualbelikan," tegasnya.
Pelepasliaran satwa endemik Papua Barat yang dilindungi, di TWA Sorong, foto: Yanti/BalleoNEWS
Ditambahkannya, program pelestarian lingkungan yang dilaksanakan PT KPI RU VII Kasim sejalan dengan visi PT KPI maupun Pertamina secara keseluruhan. Karena diera globalisasi, sambungnya, dorongan untuk mempertahankan lingkungan semakin kencang, maka salah satu program yang dijalankan adalah yang dilakukan oleh PT KPI RU VII Kasim.
General Manager PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII Kasim Yusuf Mansyur mengatakan, PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII Kasim sudah bekerja sama dengan BBKSDA Papua Barat sejak 2018 sampai 2023. Dalam hal ini banyak agenda yang disiapkan dari kerja sama ini.
ADVERTISEMENT
"Secara prinsip PT KPI komitmen bagaimana mengoperasikan bisnis yang berwawasan lingkungan. Salah satunya mendorong pemerintah bagaimana menjaga kelestarian sumber daya alam, contohnya melindungi hewan endemik," tegasnya.
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditya Warman didampingi General Manager PT KPI RU VII Kasim Yusuf Mansyur, foto: Yanti/BalleoNEWS
GM PT KPI RU VII Kasim berharap ke depan dapat terus meningkatkan kerja sama dalam upaya pencegahan maupun konservasi. Sehingga alam Papua Barat lebih terlindungi, mengingat banyak satwa endemik yang hendak dibawa keluar Papua.
Sementara itu, Kepala BBKSDA Papua Barat Johny Santoso menegaskan, sebagian besar satwa yang dilepasliarkan merupakan hasil tangkapan di Pelabuhan Laut Sorong kerja sama dengan beberapa stakeholder yang ada di Kota Sorong.
Dijelaskan nya, Pelabuhan Laut Sorong adalah menjadi pintu keluar ke wilayah tengah maupun barat Indonesia. Di mana banyak kapal dari wilayah Papua dan Papua Barat transit ke Sorong, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke wilayah tengah dan wilayah barat.
ADVERTISEMENT
"Hal memberikan dorongan kepada kami untuk memberikan pengawasan yang lebih di pelabuhan sorong. Karena kekhawatiran kami satwa-satwa endemik yang ada di Papua dan Papua Barat kalau tidak diawasi dengan intensitas yang lebih tinggi di pelabuhan laut Sorong, maka akan semakin banyak yang diselundupkan ke wilayah Tengah maupun Barat seperti daerah Sulawesi, Jawa Timur dan Jakarta," bebernya.
Kepala BBKSDA Papua Barat Johny Santoso, foto: Yanti/BalleoNEWS
Lanjut Johny, hari ini sebanyak 14 ekor burung dilindungi yang dilepasliarkan. Yaitu terdiri dari 3 ekor kasuari, 1 ekor kakatua raja, 3 ekor kakatua jambul kuning dan 7 ekor burung nuri.
"Sebelum dilepasliarkan, burung-burung tersebut mengikuti proses habituasi paling cepat 1 minggu sampai 2 minggu," ujarnya.
Ditambahkan Kepala BBKSDA Papua Barat, tanggal 6 Desember 2022 pihaknya akan melakukan evaluasi semua mitra kerja sama dan salah satunya PT KPI RU VII Kasim yang akan berakhir tahun 2023.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kontribusi PT KPI RU VII Kasim sangat luar biasa kepada kami BBKSDA Papua Barat. Kalau ditanya kurang pasti banyak, tapi itu disesuaikan dengan visi misi PT KPI. Ada tiga hal inti kerja sama, yaitu mutual benefit atau saling menguntungkan, mutual trust dan mutual expect. Tiga hal itu harus ada pada saat penyusunan kalau diperpanjang kerja sama untuk 5 tahun ke depan. Besar harapan kami kerja sama dengan PT KPI dapat berlanjut, karena kerja sama ini sangat bermanfaat bagi BBKSDA Papua Barat," pungkasnya.