700 Anak di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Alami Stunting

Konten Media Partner
21 Februari 2023 17:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga memberikan makanan tambahan MPASI kepada anak-anak di Kelurahan Suprau, Distrik Maladum Mes, foto: Yanti/BalleoNEWS
zoom-in-whitePerbesar
Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga memberikan makanan tambahan MPASI kepada anak-anak di Kelurahan Suprau, Distrik Maladum Mes, foto: Yanti/BalleoNEWS
ADVERTISEMENT
Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga membeberkan, berdasarkan perbandingan hasil survei status gizi indonesia (ssgi) tahun 2021 dan tahun 2022, Provinsi Papua Barat mengalami kenaikan stunting dari 26,2 persen menjadi 30 persen atau naik 3,8 persen. Di mana ada 5 kabupaten/kota dengan kondisi stunting mengalami kenaikan termasuk Kota Sorong.
ADVERTISEMENT
"Angka stunting di Kota Sorong tahun 2021 sebesar 27,2 persen dan mengalami peningkatan 7,3 persen pada tahun 2022, atau sebanyak 700 anak di Kota Sorong mengalami stunting," ungkapnya usai membuka kegiatan Pencanangan Rumah Gizi Berjalan Bagi Anak-anak Stunting, bertempat di Kelurahan Suprau, Distrik Maladum Mes, Kota Sorong, Selasa (21/2).
Ketua TP-PKK Kota Sorong memberikan makanan tambahan kepada salah satu anak stunting yang ada di Kelurahan Suprau, Kota Sorong, foto: Yanti/BalleoNEWS
Menurut George, untuk menangani kasus stunting di Kota Sorong maka perlu adanya koordinasi yang baik. Hal ini agar upaya penurunan stunting di Kota Sorong dapat teratasi dengan baik dan dapat sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, untuk menargetkan stunting secara nasional segera diatasi dengan memberikan asupan gizi anak secara rutin dan terus melakukan koordinasi antara stakeholder dan sosialisasi secara baik kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap melalui kegiatan pemberian makanan tambahan atau rumah gizi berjalan bagi anak stunting di 10 distrik di kota sorong yang diselenggarakan oleh tim penggerak pkk kota sorong dalam rangka menyambut hut kota sorong ke-23 dan juga hari kesatuan gerak pkk kb-kesehatan ke-51 tahun 2023, dapat menekan angka stunting di Kota Sorong khususnya," tegasnya.
Menurutnya, pencanangan rumah gizi berjalan bagi anak-anak stunting diharapkan dapat memberikan manfaat positif terhadap upaya dalam menangani kasus stunting di Kota Sorong dapat mencapai target yang diinginkan bersama.
"Dengan melakukan koordinasi yang baik antara lembaga kesehatan dan elemen-elemen masyarakat lainnya termasuk tp-pkk kota sorong, agar sama-sama menekan laju peningkatan angka stunting," imbuhnya.
Anak-anak di Kelurahan Suprau mendapat makanan tambahan dan susu formula, foto: Yanti/BalleoNEWS
Ditambahkan Pj Wali Kota Sorong, yang menjadi faktor penyebab stunting dalam lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, 60 persen anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan asi eksklusif dan terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, katanya, terdapat kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kurangnya akses rumah tangga atau keluarga terhadap makanan bergizi.
"Permasalahan ini harus diperhatikan bersama, baik itu dari kesehatan maupun lembaga pemerhati kesehatan lainnya agar dapat berkolaborasi melakukan sosialisasi yang baik bagi masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan baik, agar dapat membantu pemerintah dalam menekan peningkatan stunting. Hal ini tentunya menjadi tanggungjawab kita bersama baik itu pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat kota sorong itu sendiri," pungkasnya.