Konten Media Partner

Apa Kasus yang Menimpa Adik Edo Kondologit? Begini Penjelasannya

1 September 2020 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah korban langsung di police line, untuk mempermudah proses olah TKP, foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rumah korban langsung di police line, untuk mempermudah proses olah TKP, foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Adik Edo Kondologit, yang berinisial YKR, ditangkap polisi karena diduga melakukan pencurian, pembunuhan, dan pemerkosaan terhadap seorang ibu rumah tangga (IRT) berinsial AF (60) di Pulau Doom, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, Papua Barat, pada Kamis (27/8).
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut sempat membuat warga Pulau Doom hebo karena, AF ditemukan tewas didalam rumahnya yang beralamat di Jalan Macan Tutul, Pulau Doom, Kota Sorong.
Berselang beberapa saat kemudian, YKR yang diduga menjadi pelaku pemerkosaan, pencurian dan pembunuhan tersebut, ditangkap polisi selanjutnya dibawa ke Polsek Sorong Kepulauan dan diamankan di Mapolres Sorong Kota.
Peti mati pelaku pembunuhan, saat hendak dibawa pulang ke rumah duka di Pulau Doom oleh pihak keluarga dengan menggunakan perahu, foto : Istimewa
"Setelah pelaku YKR ditangkap, kemudian diamankan di Polsek dan dibawa ke Polres Sorong Kota, untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Namun setelah beberapa saat setelah diamankan di ruang tahanan atau sel, ternyata ada tahanan lain dengan inisial C melakukan penganiayaan terhadap YKR," jelas Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan melalui Kasat Reskrim Polres Sorong Kota AKP Misbachul Munir.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 19.30 WIT, lanjut Kasat Reskrim, piket Reskrim dan juga anggota Reskrim yang sedang melakukan pemeriksaan di Ruang Jatanras, mendapat informasi bahwa ada tersangka yang diduga pelaku pembunuhan tidak sadarkan diri, dalam kondisi ngigau dan sudah mulai kondisi lemah nadi.
"Mengetahui itu, maka kita langsung segera mungkin bawa YKR ke rumah sakit. Namun saat tiba di rumah sakit, YKR dinyatakan meninggal dunia. Disitu pertama kita belum mengetahui penyebab kematiannya apa, kok bisa yang bersangkutan tiba-tiba lemas sedangkan waktu pertama kali kita masukkan kedalam sel sekitar pukul 04.30 WIT, dalam keadaan sehat dan segar," ujarnya.
Menurut Kasat Reskrim, setelah pihaknya membuka dan melihat rekaman CCTV yang ada di ruang tahanan, ternyata dari situ terlihat tahanan lain dengan inisial C telah melakukan penganiayaan berkali-kali terhadap YKR. Dimana tahanan inisial C memukul YKR berkali-kali di bagian kepala, belakang kepala, muka, dada dan sekujur tubuh.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga disampaikan, Kapolda Papua Barat, Irjen Tornagogo Sihombing, melalui Kabid Humas Polda Papua Barat, AKBP Adam Erwindi ketika dikonfirmasi, mengungkapkan meninggalnya tersangka (kasus Curas disertai Pemerkosaan ) bukan di Rutan Polres Sorong Kota, Polda Papua Barat. Namun tersangka meninggal di rumah sakit. Kejadian tersebut terjadi pada hari Kamis (27/8) sekitar pukul 23.00 WIT.
Adam melanjutkan, tersangka YKR dinyatakan meninggal dunia pada saat hendak dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Sorong.
"Polda Papua Barat sudah menurunkan tim terkait kasus tersebut, yang di pimpin langsung oleh Dir Krimum dan Kabid Propam untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh penyidik pembantu ataupun petugas jaga tahanan Polres Sorong Kota," jelasnya
Jenazah pelaku pembunuhan saat berada dirumah duka di Pulau Doom, foto : Istimewa
Viral Edo Kondologit Marah-marah Minta Keadilan
Edo Kondologit saat menyampaikan kekecewaannya terhadap kinerja aparat penegak hukum, foto : Yanti
Pada tanggal 30 Agustus, video Edo Kondologit menjadi viral, sambil berteriak-teriak dengan nada sangat emosi meminta keadilan hukum, beredar di media sosial facebook.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang berdurasi 02.20 menit, Edo Kondologit tampak meminta keadilan hukum atas terbunuhnya anak dari mama tuanya, lantaran dianiaya dalam ruang tahanan Polres Sorong Kota oleh teman sesama tahanan, pada Kamis lalu.
Edo berteriak dengan sangat emosi, meminta agar pihak Kepolisian Polda Papua Barat dan Propam mengusut dan memeriksa seluruh jajaran yang ada di Polres Sorong Kota. Yaitu mulai dari petugas piket yang bertugas pada saat kejadian adik sepupunya dianiaya, termasuk Kapolres Sorong Kota juga harus diperiksa.
“Tidak ada keadilan di Tanah Papua Ini. Saya sudah sakit hati sekali dengan perlakuan ketidakadilan di negeri ini. Kita menuntut keadilan, kami pihak keluarga meminta agar propam proses polsek, petugas piket sampai Kapolres. Adik kami adalah korban dari sistem yang ambruk," kata Edo dalam video.
Kalimat ketidakpuasan atas kinerja aparat kepolisian yang ditulis keluarga George Rumbino, foto : Yanti
Diakui Edo, memang adik sepupunya YKR merupakan terduga pelaku kejahatan pembunuhan seorang wanita di Pulau Doom. Oleh karena itu, pasca kejadian, sambung Edo, pihak keluarga langsung menyerahkan YKR untuk menjalani proses hukum atas perbuatannya.
ADVERTISEMENT
"Supaya kalian tahu, pihak keluarga sendiri yang serahkan anak kita, supaya diproses hukum dengan baik. Tapi kenapa belum 24 jam sudah mati. Kita menuntut keadilan, keadilan, ini negara hukum. Asas praduga tak bersalah, seseorang dinyatakan bersalah hanya atas keputusan pengadilan, bukan polisi yang menentukan. Ini negara hukum, bukan negara suka-suka gue," tandasnya.
Menurut Edo, Pulau Doom yang berada di pinggiran Kota Sorong, adalah pulau yang sangat kecil. Namun di Pulau Doom, minuman keras (miras) dan narkoba beredar dengan bebas. "Biar semua orang tau, pulau doom kecil ini, miras berkeliaran, narkoba dijual bebas. Polisi tahu itu, saya sudah punya bukti dan saya akan lapor. Polisi omong kosong," ujarnya.