Konten Media Partner

Enbal Makan Lokal Kei, Tersaji di Resepsi Pernikahan Anak Bupati

26 Mei 2019 0:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sajian pangan lokal khas Masyarakat kepulauan Kei. Foto: Mohamad Adlu Raharusun/balleo-kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sajian pangan lokal khas Masyarakat kepulauan Kei. Foto: Mohamad Adlu Raharusun/balleo-kumparan
ADVERTISEMENT
Embal, makanan khas Masyarakat Kepulauan Kei, Maluku Tenggara merupakan salah satu sajian yang dipadukan di Meja Prasmanan dalam acara resepsi pernikahan Putra Bupati Teluk Bintuni, Roland Valentino Kasihiuw dan Kazia Rafika Lumanaw.
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis dan bentuk seperti embal babuhuk yang berbentuk bulat, embal suami kecil bentuk gunung merapi dan embal kukus yang di padon dengan gula merah menjadi buruan sebagian besar tamu undangan.
"Tadi bukan hanya Masyarakat Kei, tetapi ada juga dari suku lain seperti Tionghoa, Jawa dan warga Papua. Mereka cari makanan embal ini," Kata Eta Elmas Sabtu (26/05) pagi.
Ia mengatakan, embal yang di sajikan didatangkan dari Kei, Maluku Tenggara, tetapi ada juga yang olah di Manokwari, Papua Barat.
" Ia ada yang didatangkan dari Kei tetapi juga sebagian di olah di sini (Manokwari Red) ," Kata Eta.
Sementara itu, Kepala Suku Masyarakat Kei, Kabupaten Manokwari, Moses Naraha mengatakan hal ini sebagai sebuah kehormatan bagi Masyarakat Kei, karena makanan khas disajikan dalam resepsi pernikahan yang dihadiri tamu undangan.
Pieter Kasihiuw Bupati Teluk Bintuni. Foto: Mohamad Adlu Raharusun/balleo-kumparan
Apalagi Enmbal saat ini meski menjadi makanan khas Masyarakat di kepulauan Kei, namun sudah jarang ditemui di daerah asal. Salah satu penyebab karena animo masyarakat yang enggan Melestarikan pangan local.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa dengan disajikan embal sebagai makanan di meja prasmanan dalam acara resepsi pernikahan putra Bupati Teluk Bintuni ini merupakan langkah yang baik, kita di sini mulai mengangkat dalam acara formal," ujar Moses Naraha.
Ia mengatakan, dengan peristiwa ini, banyak hal yang di petik, selain embal juga ada budaya Kei yang ditampilkan seperti tarian saat.
"Tadi ada warga Tionghoa bertanya kepada saya, pak enmbal ada di sebelah mana, lalu saya sampaikan disajikan di meja sebelah kiri. Ini berarti sebagai orang Kei kita harus bangga," Kata Naraha.
Kemewahan Resepsi pernikahan Putra Bupati Teluk Bintuni, nampak dari dekorasi. Foto: Mohamad Adlu Raharusun/balleo-kumparan
Ia berharap, pangan lokal seperti enbal yang merupakan makanan khas masyarakat Kei, bukan hanya menjadi konsumsi saat di rumah, tetapi perlu juga disajikan di dalam acara formal semacam pernikahan dan sebagainya yang bisa mengundang banyak orang. Selain itu ia juga berharap pangan lokal seperti ini perlu di kelola secara baik di tempat asal terutama di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat jangan hanya terpaku dengan makanan beras, tetapi penting juga enbal ini di kembangkan dan bila perlu di produksi lalu di kirim ke daerah lain seperti Papua bahkan di Pulau Jawa di mana ada warga masyarakat Kei berdomisili," tegasnya.
Mosses Naraha, kepala suku Masyarakat kei di Manokwari. Foto:Mohamad Adlu Raharusun/balleo-kumparan
Pernikahan Putra Bupati Teluk Bintuni Piet Kasihiuw, Roland Valentino Kasihiuw dan Kazia Rafika Lumanaw nampak cukup mewah. Dalam acara resepsi yang di gelar di gedung Wanita Jalan Percetakan Sanggeng, Manokwari di hadiri Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan sejumlah pejabat Pemprov Papua Barat, sejumlah Bupati juga turut hadir seperti Bupati Teluk Wondama.
Pewarta: Mohamad Adlu Raharusun