Forum Lintas Suku Asli Papua Minta Pertikaian Antar-Kelompok Tak Terulang

Konten Media Partner
28 Januari 2022 17:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Lintas Suku Asli Papua Minta Pertikaian Antar Kelompok Tidak Terulang Kembali
zoom-in-whitePerbesar
Forum Lintas Suku Asli Papua Minta Pertikaian Antar Kelompok Tidak Terulang Kembali
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertikaian diantara dua kelompok masyarakat yang terjadi di Kota Sorong hingga berujung pada pembakaran gedung klub malam Double O yang menewaskan 18 orang, merupakan suatu tragedi yang sangat menyedihkan dan menimbulkan duka yang sangat mendalam tidak hanya dihati keluarga korban. Tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia umumnya dan Kota Sorong khususnya.
ADVERTISEMENT
Terkait kejadian itu, Forum Lintas Suku Asli Papua sangat mengutuk keras perbuatan para oknum yang telah menimbulkan kekacauan di Kota Sorong, Papua Barat beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua II Forum Lintas Suku Asli Papua Melkianus Osok mengatakan, dirinya merasa sangat kecewa dan marah dengan apa yang telah dilakukan oleh kelompok masyarakat, yang telah menciptakan kekacauan di tanah Malamoi.
"Tanah Moi adalah tanah damai. Selama ini kami selalu hidup berdampingan dengan siapa saja yang datang kesini. Kami sebagai anak adat saja tidak pernah membuat kekacauan disini yang membuat orang lain ikut menjadi korban," ungkapnya, Jumat (28/1).
Kepala Suku Besar Biak Papua Barat Hengky Korwa, foto: Yanti/Balleo News
Oleh karena itu, dirinya memohon kepada semua pihak dan kelompok masyarakat lainnya yang saat ini tinggal di Kota Sorong, agar bisa ikut menjaga kedamaian kota ini.
ADVERTISEMENT
"Kejadian yang terjadi pada tanggal 25 Januari, telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran yang luar biasa bagi warga Kota Sorong. Kami harap ini menjadi yang pertama dan terakhir di Kota Sorong dan tidak boleh terulang kembali. Saya merindukan kedamaian, ketentraman dan keamanan di kota sorong," tegas Melkianus Osok saat ditemui di Polres Sorong Kota.
Lanjut Melki, agama apapun pasti mengajarkan untuk saling menyayangi, menghormati, menghargai dan berbuat baik dengan orang lain.
Oleh karena itu, dirinya meminta kepada seluruh warga Kota Sorong agar bisa menjaga kedamaian di Kota Sorong, saling mengasihi, menyayangi dan menghormati orang lain. Jangan lagi melakukan sesuatu yang menyakiti dan mengorbankan orang lain.
Hal senada disampaikan Kepala Suku Besar Biak Papua Barat Hengky Korwa. Yang mana dirinya meminta kepada seluruh tokoh masyarakat yang ada di Kota Sorong, agar dapat membina dan mengajak anggotanya untuk selalu hidup bergandengan tangan dan berdampingan dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
"Apa yang terjadi kemarin, adalah masalah personal bukan masalah suku. Jadi sebaiknya diselesaikan secara personal, jangan bawa-bawa nama suku. Para tokoh masyarakat harus bisa memberikan pemahaman kepada anggotanya, agar jika terjadi masalah-masalah yang mengandung unsur SARA maka harus dicegah agar tidak terjadi di Kota Sorong," harap Hengki.
Kepala Suku Besar Biak juga berpesan kepada seluruh warga negara agar selalu menaati hukum agama, hukum positif dan hukum adat yang berlaku.
"Seluruh masyarakat yang ada di Kota Sorong, harus bergandeng tangan untuk membangun kota tercinta yang penuh kedamaian. Jangan sekali-kali melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan banyak orang," imbuhnya.
Kepala Suku Besar Biak menambahkan, dirinya juga sangat mendukung pihak kepolisian agar melakukan penegakkan hukum terkait insiden yang telah terjadi.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap para pelaku bisa segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami menginginkan agar negara aman dan Kota Sorong aman, apa yang sudah terjadi kemarin jangan sampai terulang kembali," harap Hengky.