Konten Media Partner

Hutan Mangrove di Teluk Bintuni, Papua Barat, Terancam Rusak Parah

28 Oktober 2021 14:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampak LBH melakukan investigasi hutan Mangrove di Teluk Bintuni
zoom-in-whitePerbesar
Tampak LBH melakukan investigasi hutan Mangrove di Teluk Bintuni
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil investigasi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sisar Matiti, Teluk Bintuni, mengungkapkan ratusan hektare hutan Mangrove di pesisir pantai di Kampung Onar, Distrik Sumuri, Teluk Bintuni, Papua Barat terancam rusak parah.
ADVERTISEMENT
"Kerusakan hutan Mangrove di Kampung Onar akibat dari abrasi pantai," kata Direktur LBH Sisar Matiti, Yohanes Akwan kepada media ini melalui telepon seluler.
Ia melanjutkan, langkah yang diambil pihak LBH dalam menyelamatkan hutan Mangrove di wilayah itu dengan melakukan reboisasi atau penanaman bibit Mangrove. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan Mangrove lebih yang parah lagi.
"Kalau tidak dilakukan reboisasi hutan Mangrove maka tentunya akan berdampak pada ekosistem seperti kepeting, udang dan ikan. Untuk itu, kita berpikir bagaiamana selamatkan hutan Mangrove untuk anak cucu kita,"ujarnya.
Menurutnya, reboisasi hutan Mangrove penting dilakukan sebagai langkah keseimbangan ekosistem sehingga udang, Kepiting dan ikan tetap dilestariikan.
"Justru hutan Mangrove memberi kehidupan bagi masyarakat di wilayah itu, karena di situ ada kepiting, udang dan Ikan. Ini lahan mata pencarian warga,"katanya.
ADVERTISEMENT
Tentunya kata Akwan, untuk menyelamatkan hutan Mangrove di Bintuni butuh keterlibatan semua pihak baik Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kemaritiman, maupun Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Papua Barat.
"Penanaman atau reboisasi Mangrove kembali penting dilakukan untuk mencegah terjadi banjir dan tsunami atau bencana alam yang lain,"ucapnya.