Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten Media Partner
Ironi di HUT ke-23 Kota Sorong: 674 Anak Putus Sekolah
28 Februari 2023 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kota Sorong hari ini tanggal 28 Februari 2023 tepat berusia 23 tahun. di usia yang ke-23 tahun, Kota Sorong menjadi salah satu kota termaju di tanah Papua umumnya dan Provinsi Papua Barat Daya khususnya.
ADVERTISEMENT
Namun mirisnya di tengah berbagai kemajuan tersebut, ternyata sebanyak 674 anak di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, putus sekolah. Angka yang terbilang bukan sedikit untuk sebuah ibukota provinsi.
Terkait dengan tingginya jumlah anak putus sekolah di Kota Sorong, Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga angkat bicara.
Dikatakannya, sebagai kepala daerah dirinya sudah menyampaikan dan memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk mengkroscek lagi kebenaran di lapangan, apakah benar atau tidak jumlah anak putus sekolah sebagaimana yang telah dirilis oleh beberapa pihak.
"Masalah pendidikan adalah merupakan hal utama dan menjadi prioritas oleh pemerintah kota sorong. Tentunya kita akan kroscek ulang, apakah jumlah itu benar atau tidak. Kita juga akan croscek apakah penyebab anak-anak ini putus sekolah, apakah karena masalah transportasi ataukah putus sekolah karena masalah biaya. Itu yang harus diidentifikasi kembali," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, di HUT ke-23 Kota Sorong, dirinya berharap para guru-guru dengan program merdeka belajar dan dengan perkembangan yang ada juga harus meningkatkan kualitas.
Hal ini, katanya, karena keberhasilan siswa ditentukan oleh kualitas guru. Guru juga harus dibekali dan mengikuti sertifikasi guru atau program-program yang sudah disiapkan oleh pemerintah, sehingga mereka punya modal untuk mendidik generasi emas Papua ke depan agar mereka bisa menjadi harapan bangsa dan pemimpin di masa depan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong Yuli Atmini mengakui, berdasarkan data yang dihasilkan oleh salah satu dosen di Unipa Manokwari yakni DR Agus Sumuly bahwa jumlah anak putus sekolah di Kota Sorong sekitar 6.500 anak.
ADVERTISEMENT
"Namun setelah kita turun dan mengecek langsung di masyarakat, ternyata data atau jumlah anak putus sekolah di Kota Sorong hanya 674 anak. Itu datanya ada lengkap di kita," aku Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong saat dikonfirmasi BalleoNEWS, melalui sambungan telepon, Selasa (28/2).
Menurut Yuli, ada berbagai faktor penyebab sampai 674 anak di Kota Sorong putus sekolah. Di antaranya masalah ekonomi, kurang dorongan orang tua agar anaknya sekolah dan minimnya kesadaran anak untuk sekolah.
Disinggung apakah mahalnya biaya pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan 674 anak di Kota Sorong putus sekolah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong Yuli Atmini membantah hal tersebut.
"Terkait anak putus sekolah, kalau mau dibilang mahalnya pendidikan di Kota Sorong itu bukan faktor utama. Karena selama ini ada dispensasi dari pihak komite bagi anak yang tidak mampu, maka tidak diwajibkan membayar iuran sekolah. Makanya kita turun ke masyarakat, untuk mau tahu apa penyebabnya sampai anak putus sekolah," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Terkait persoalan tersebut, katanya, maka upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Sorong yaitu dengan menawarkan paket sekolah untuk anak yang putus sekolah.
"Kalau memang anak putus sekolah itu adalah usia sekolah, maka kita akan tawarkan mereka untuk diikutkan paket. Kalau putus sekolah usia SD maka akan diikutkan paket A, SMP paket B dan kalau SMA paket C. Kita berupaya menekan angka anak putus sekolah di Kota Sorong. Sekarang kita sudah pilah, nanti kita koordinasi dengan RT, RW dan Lurah untuk bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Sorong mencari solusi terbaik atas masalah tersebut," pungkasnya.