Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
Kasus Corona Meningkat, Bandara di Kota Sorong Kembali Ditutup
20 April 2020 22:36 WIB
ADVERTISEMENT
Wali Kota Sorong Lambert Jitmau menegaskan besok merupakan penerbangan terakhir, bagi maskapai komersil yang mengangkut penumpang dari dan keluar Kota Sorong. Mengingat operasional Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong akan ditutup kembali mulai tanggal 22 April hingga 6 Mei 2020, sebagai langkah untuk melakukan karantina wilayah.
ADVERTISEMENT
Keputusan tersebut diambil oleh Wali Kota Sorong, sehubungan dengan meningkatnya angka kasus positif COVID-19 dari 2 kasus menjadi 4 kasus. "Keputusan yang saya ambil ini karena dari hasil pemeriksaan sampel di Makassar, dua orang warga Kota Sorong positif COVID-19. Makanya saya harus kembali melakukan karantina wilayah, dengan menutup kembali bandara dan pelabuhan. Ini demi mempersempit penyebaran virus corona di Kota Sorong," tegasnya usai menggelar pertemuan dengan Tim Satgas COVID-19 Kota Sorong, Kepala Bandara Deo Sorong, Kepala KSOP, Kapolres Sorong Kota bersama Dandim 1802/Sorong.
Menurut Lambert, seperti kebijakan awal, dirinya tetap mengizinkan pesawat dan kapal masuk di Sorong asalkan tidak membawa penumpang. "Kalau kita terima penumpang masuk, konsekuensinya kita harus siap menghadapi virus corona. Kita karantina wilayah justru untuk membatasi penyebaran virus corona. Kalau sudah menyebar lebih banyak, nantinya kami tidak sanggup untuk mengatasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Karantina wilayah, kata Lambert, akan mulai diberlakukan tanggal 22 April 2020. Oleh sebab itu, dirinya meminta agar pada tanggal 21 April 2020, saat Bandara Deo beroperasi, maka penumpang yang dibawa dari luar Sorong tidak boleh melebihi 200 orang.
“Sudah sering saya katakan, kalau bicara ekonomi, yang menjalankan ekonomi itu rakyat dan yang menikmati ekonomi itu juga rakyat. Saat ekonomi mati, rakyat bisa membangkitkan ekonomi, tapi kalau rakyat mati, ekonomi tidak bisa membangkitkan masyarakat. Itu persoalan, situasi dan kondisi memaksakan kita harus berbuat seperti itu. Sayang nyawa jauh lebih berharga daripada kita sayang harta,” tutur Lambert.
Sementara itu, Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Sorong Muhammad Takwim Masuku, menjelaskan hingga saat ini kondisi pelabuhan laut masih tetap normal. Di mana proses bongkar muat untuk kapal-kapal cargo, berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Sedang untuk kapal-kapal perintis, kami sudah sampaikan tetap beroperasi untuk menjaga kestabilan logistik di daerah wilayah Papua Barat. Tapi untuk penumpang naik, sudah kami hentikan," tegasnya.
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!