Konten Media Partner

Ketua HIPMI Kaimana Tolak Pembangunan Smelter Freeport di Gresik

13 Oktober 2021 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
William Heinrich, Ketua HIPMI Kaimana
zoom-in-whitePerbesar
William Heinrich, Ketua HIPMI Kaimana
ADVERTISEMENT
Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik telah dimulai, yang diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Selasa (12/10) kemarin.
ADVERTISEMENT
Dimulainya pembanguan smelter tersebut, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Kaimana, William Heinrich, dengan tegas menolak pembanguan Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.
“Sebagai Ketua HIPMI Kabupaten Kaimana, sekaligus sebagai pengusaha yang lahir dan besar di Papua, menolak keras pembangunan smelter di Gresik,” tegasnya kepada wartawan di Ruang Kerjanya, Rabu (13/10).
William mengatakan, alasan utama pihaknya menolak pembangunan smelter tersebut, yang seharusnya dibangun di Wilayah Papua, karena dengan adanya pembangunan smelter akan berdampak besar pada perekonomian daerah dan juga masyarakat.
“Komuditas alam yang dihasilkan dari Tanah Papua seharusnya dikelola di Papua, dan jangan dikelola di daerah luar Papua. Sehingga dampak dari pembangunan tersebut, sudah pasti dirasakan oleh daerah tersebut. Kami meminta pemerintah untuk adil,” tegasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya dibeberapa daerah di Indonesia sebagai penghasil tambang, smelter dibangun pada daerah penghasil. Sehingga pihaknya juga mempertanyakan, pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, padahal daerah penghasil tambang berada di Papua.
“Kenapa di Papua, dibangun di Gresik. Jadi kami meminta pemerintah pusat membatalkan proses pembangunan smelter di Gresik, dan dipindahkan pembangunannya di Papua,” ujarnya.
Lelaki yang juga sebagai calon tunggal ketua HIPMI Papua Barat ini menjelaskan, apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat dengan dibangunnya smelter di Jawa Timur, berbanding terbalik, karena perhatian pemerintah saat ini yakni membangun Papua.
“Kita berbicara tentang kesetaraan, tentang keadilan untuk orang Papua. Bagaimana pemerintah Indonesia mau bangun Papua, kalau komuditas yang ada di Papua diolah di tempat lain,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Padahal kalau dibangun di Papua, akan tumbuh pusat-pusat ekonomi baru, tumbuh kota mandiri. Berapa banyak tenaga kerja yang akan diserap, dan meningkatkan perekonomian Papua. Kenapa di daerah lain kok kita di Papua tidak bisa,” lanjutnya.
Menurut William, daerah di Papua sangat siap untuk pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia. Sehingga sebagai pengusaha dirinya dan rekan-rekan pengusaha asli Papua, siap mendukung pemerintah pusat guna mengsukseskan program pemerintah pusat di Papua.
“Kita usulkan ada Kaimana contohnya, karena Kaimana dan Timika itu berbatasan serta satu lereng atau gunung. Kaimana siap juga untuk pembanguan smelter atau di daerah lain yang ada di Papua, yang penting smelter ada di Papua dan Papua Barat,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Diakhir keterangannya pengusaha muda sukses ini juga meminta kepada pemerintah pusat, khususnya kepada Presiden Jokowi untuk memberikan perhatian atas masalah ini.