news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Hana Sebarkan Literasi dan Kembangkan Ekonomi di Kota Sorong

Konten Media Partner
28 November 2019 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hana Franis Kareth (22 tahun) saat berjualan buku di Pelabuhan Rkayat Kota Sorong. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Hana Franis Kareth (22 tahun) saat berjualan buku di Pelabuhan Rkayat Kota Sorong. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kuliah sambil berjualan hanya dilakukan oleh mereka yang berjiwa besar. Apalagi yang dijual adalah hasil kebun. Yang bagi sebagian orang gengsi melakukan. Di era modern sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Namun hal itu tak berlaku bagi Hana Franis Kareth (22 tahun), salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta di Kota Sorong ini. Berawal dari berjualan buku keliling dan hasil kebun mama-mama Papua, hingga sampai membuka lapak secara online.
Berbekal semangat mengkampanyekan literasi dan berjiwa sosial tinggi, membawa Hana berjualan hingga ke dunia online. Ia membuka lapak di media sosial 'Facebook' dengan fanpage 'NibunPapua'.
Hana Franis Kareth (22 tahun) saat berjualan buku di Pelabuhan Rkayat Kota Sorong. Foto: Istimewa
Nama Nibun diambil dari sebuah pohon yang memiliki manfaat bagi manusia. Di Papua Nibun biasa dibuat rumah, hingga alat memburu. Terinspirasi dari pohon Nibun, Hana kemudian mengadopsinya menjadi nama fanpage. Tujuanya satu, bermanfaat untuk banyak orang. Terutama Mama-mama Papua.
Hana bercerita bahwa awalnya tak terpikirkan untuk berjualan di media sosial. Ide itu muncul setelah ia berdiskusi dengan sahabatnya, Dayu Rifanto founder 'Bukuntukpapua'.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil diskusi, timbul inisiatif untuk membuat fanpage dengan nama 'NibunPapua'. Dan pertama yang saya jual adalah buku. Hasilnya lumayan baik. Hingga saya mencoba memasukkan jualan kebun mama saya", ujar Hana lewat percakapan via Whatsapp.
Hana Franis Kareth (22 tahun) membawa dagangan Mama-mama untuk dijual. Foto: Dok. istimewa
Kepada Balleo News, Hana bercerita bahwa setiap akhir pekan dan jika tidak ada kesibukan kuliah, Ia biasa pergi ke KM.65 Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Ia membantu mamanya dan mama-mama Papua lainya mengambil hasil kebun lalu menjualnya secara online.
Menurut Hana, banyak respons positif dari customer, meski hanya satu atau dua orang. Jika lokasinya dekat, ia akan mengantarnya dengan berjalan kaki, jika jauh biasa menggunakan transportasi umum.
"Meskipun pembeli hanya satu atau dua orang saja, saya merasa sudah terbantu. Setidaknya hasil jualannya laku terjual, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari", Ungkap Hana, perempuan kelahiran Sorong ini.
Hana Franis Kareth (22 tahun) saat berjualan buku di Pelabuhan Rkayat Kota Sorong. Foto: Istimewa
Selain berjualan online, Hana dan kawan-kawan juga membuat gerakan yang dinamakan 'Padamamapapua'. Mereka mengajak orang-orang untuk berpartisipasi membeli hasil kebun Mama-mama Papua. Kegiatan tersebut dilakukan sebulan sekali setiap akhir pekan.
ADVERTISEMENT
"Kami biasanya kumpul di taman Deo Kota Sorong, setiap orang yang lewat atau mampir, kami menawari hasil kebun Mama-mama Papua". Ujar Hana.
Jualan Mama-mama Papua. Foto: Istimewa Foto: Foto: Istimewa
Ia juga masih berjualan buku secara langsung. Buku yang dijual pun beragam. Dari buku cerita anak, novel dan lainya. "Iya kak, masih jualan juga secara langsung. Biasanya kalau ada kegiatan, saya manfaatkan untuk jualan buku. Kadang juga ke Bandara, atau pelabuhan rakyat", Ungkapnya.
Hana dan 'NibunPapua' melakukan aktivitas secara terbatas, lantaran mereka tak memiliki kendaraan. Hana sangat berharap bisa memiliki motor bekas. Agar ia bisa berjualan hasil kebun Mama-mama Papua, dan bisa mengkampanyekan semangat Literasi di Kota Sorong.
Bantu 'NibunPapua' berarti bantu Mama-mama Papua. Bantu Hana, menyebarkan semangat literasi di Kota Sorong.
ADVERTISEMENT
Reporter: Aditya Nugroho