Konten Media Partner

Kota Manokwari Peringkat Satu Kasus Malaria Di Papua Barat

19 Februari 2019 19:51 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat merilis data daerah rawan malaria. Menurut pihak dinas kesehatan tingginya penyakit malaria yang ditimbulkan diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Edi Sunandar, Kepala Seksi P2M Provinsi Papua Barat,saat memberikan materi kepada petugas medis,Foto: Paul/BalleoNews-kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Edi Sunandar, Kepala Seksi P2M Provinsi Papua Barat,saat memberikan materi kepada petugas medis,Foto: Paul/BalleoNews-kumparan
Hal itu disampaikan Edi Sunandar, selaku Kepala Seksi Pencegahan pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Keshatan Provinsi Papua Barat. Menurut Edi tingginya penyakit menular ditemukan di Kota Manokawari, Sorong Selatan dan Teluk Wondama.
“Selama tahun 2018, Dinas Kesehatan Papua Barat menemukan penyebaran penyakit malaria terbesar di Kota Manokwari, Sorong Selatan dan Teluk Bintuni. Tingginya penyakit malaria di Kota Manokwari disebapkan karena warga tidak pekah dengan kondisi lingkungannya,” jelas Edi saat memberikan materi di Sorong Selatan pada Selasa (19/02).
Ia menambahkan, pihak dinas kesehatan sejauh ini melakukan upaya -upaya pencegahan dan menghindari timbulnya penyakit malaria.
“Kita gencar melakukan sosialisasi kepada warga dan pembagian kelambu masal. Hal itu agar warga terhindar dari penyakit malaria. Tingginya penyakit malaria di Kota Manokwari karena warga setempat tidak menggunakan kelambu yang dibagikan pihak dinas,”beber Edi.
ADVERTISEMENT
Petugas Medis Sorong Selatan sedang mengikuti pelatihan yang diberikan Dinas Kesehatan Papua Barat,Foto:Paul/BalleoNews-kumparan
Untuk menekan timbulnya penyakit malaria, lanjut Edi, Dinas Kesehatan Papua Barat sedang melakukan penyemprotan di Kota Manokwari.
“Kita juga melakukan tindakan lain selain membagikan kelambu masal,diantaranya melakukan penyemprotan dan pembersihan di Kota Manokwari,” tegas Edi.
Data tertinggi untuk kasus malaria di Kota manokwari sebasar empat ribuh lebih pada tahun 2018.
Edi melanjutkan, untuk menekan tingginya penyakit malaria, maka pihgak dinas melakukan beberapa cara pecegahan yang dilakukan oleh para petugas medis di setiap puskesmas.
“Kita akan melakukan kerjasama dengan para petugas medis di setiap puksemas untuk melakukan pendeteksian terhadap warga yang menderita penyakit malaria. Jika ditemukan maka petugas melakukan penyelidikan kasus. Tujuan dari penyelidikan kasus dilakukan agar diketahui dari mana asal penularan penyakit malaria tersebut,”,jelas Edi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Pewarta: Paul