Ledakan Populasi Bintang Laut Berduri Ancam Terumbu Karang di Perairan

Contoh salah satu jenis bintang laut berduri, foto : Istimewa

Sejumlah wilayah perairan laut Raja Ampat saat ini terkena dampak ledakan populasi bintang laut berduri atau crown of thorns starfish (CoTS), yang mengancam kematian terumbu karang di seluruh perairan Raja Ampat. Wilayah perairan tersebut diantaranya di Juan’s reef di depan Pulau Arborek Selat Dampier, Teluk Kabui, Saonek Monde dan telah mencapai perairan laut Misool.

Untuk mengatasi ledakan populasi bintang laut yang merupakan organisme perusak karang ini, sejumlah stakeholder pemerhati laut yang ada di Kabupaten Raja Ampat mengambil langkah cepat dengan membuat adopsi terumbu karang.

Bupati Raja Ampat Faris Umlati mengatakan adopsi terumbu karang dilakukan dalam rangka menyelamatkan pusat keanekaragaman jenis terumbu karang dunia, yang sebagian besarnya berada di Raja Ampat.

Dimana menurutnya, program adopsi coral atau adopsi terumbu karang merupakan upaya yang dilakukan seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Raja Ampat, untuk mendukung aksi pengendalian bintang laut berduri yang menurut data dari Tim Aksi Cepat Tanggap CoTS ini, sudah mencapai 3.000 CoTS per hektar laut Raja Ampat.

Contoh salah satu jenis bintang laut berduri, foto : Istimewa

"Jadi setiap homestay komunitas itu akan mengambil satu spot untuk memastikan bahwa bintang laut berduri itu dalam kondisi angka yang normal dan mereka secara sukarela untuk melakukan pengawasan," ujarnya pada penandatanganan Deklarasi Adopsi Terumbu Karang pada Festival Pesona Bahari Raja Ampat 2019, di Pantai WTC, Jumat (18/10).

Sementara itu, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengatakan sumber daya alam Papua Barat harus dijaga dan dilestarikan dengan baik. Menurutnya, komitmen dalam memerangi ledakan populasi bintang laut berduri ini dengan program adopsi terumbu karang yang dilakukan stakeholder di Raja Ampat patut diberikan apresiasi.

Reporter: Ana