Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Peneliti Utama Geologi BRIN: Raja Ampat Salah Satu Warisan Dunia Membanggakan
14 Februari 2023 8:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Geopark Raja Ampat merupakan kawasan istimewa berupa gugusan kepulauan karst yang terletak tepat di garis khatulistiwa. Keunikan geologisnya berskala internasional, dengan ditemukannya batuan tertua yang tersingkap di dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut Coordinator to Asia Pacific Geoparks Network (APGN) and Vice-President of Global Geoparks Network Association (GGNA), Prof. Emeritus Dr. Ibrahim Komoo, yang juga merupakan salah satu penulis buku "Raja Ampat Geopark" mengatakan bahwa Geopark merupakan sarana pembangunan yang berpotensi mengurangi marginalitas masyarakat.
Hal itu tentunya sependapat dengan salah satu Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Sumberdaya Geologi BRIN, Hanang Samudra, yang juga adalah Global Geopark Network (GGN) Individual Member.
Menurut Hanang, jika berbicara tentang Geopark, tentunya arti Geo itu bukanlah Geologi melainkan Geo itu adalah Bumi. Dikatakan saat bumi dibentuk sekitar empat setengah miliar tahun yang lalu adalah berbentuk batu lapuk atau tanah.
"Kalau kita berbicara tentang Geopark, Geo nya itu bukan Geologi, tetapi Geo nya itu adalah Bumi yang sebenarnya. Kita tau bumi saat terbentuk pertama kali sekita empat setengah miliar tahun yang lalu, itu adalah batu lapuk jadi tanah. Di atas tanah itu tumbuhlah kehidupan, ada hewan, ada tumbuhan termasuk manusia," ujar Hanang Samudra yang juga adalah salah satu penulis buku Raja Ampat Geopark.
ADVERTISEMENT
Kata Hanang Samudra, semangatnya bersama para penulis buku Raja Ampat Geopark yang juga dari kalangan akademisi itu, berawal dari warisan Geologi yang ada di kabupaten Raja Ampat provinsi Papua Barat Daya, sehingga itulah yang di eksplor.
"Supaya lebih bermasyarakat dalam penulisan buku Raja Ampat Geopark itu, khususnya untuk masyarakat Raja Ampat yang ada di sekitar geosite bisa dimengerti dengan bahasa-bahasa yang sederhana. Namun semangatnya itu berawal dari warisan Geologi yang ada di Raja Ampat," tandasnya.
Menariknya kata Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Sumberdaya Geologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) itu, ternyata batuan yang paling tua yang tersingkap di Raja Ampat mewakili hampir sepersepuluh umur bumi, sekitar 400 juta tahun.
ADVERTISEMENT
"Batuan yang paling tua, yang tersingkap di Raja Ampat itu, mewakili hampir sepersepuluh umur bumi atau sekitar empat ratus juta tahun dan jarang singkapan itu ada di Indonesia. Sementara sejak bumi ini dibentuk diperkirakan berusia empat setengah miliar tahun," terangnya.
Menurutnya, penulisan buku Raja Ampat Geopark secara ringan dan sederhana dari segi bahasa bertujuan agar dapat dimengerti dan dipahami khususnya kepada masyarakat lokal yang berada dekat dengan geosite tersebut.
Peluncuran buku Raja Ampat Geopark itu juga dilakukan secara bersama-sama karena ada konsepnya, yaitu Geopark dari UNESCO sehingga bisa dikolaborasikan antara Geopark dengan budaya, Geopark dengan hewan, Geopark dengan tumbuhan agar jadi cerita yang menarik, tentunya untuk memancing wisatawan untuk terus berkunjung ke Raja Ampat.
ADVERTISEMENT
Hanang Samudra mengaku bangga bisa menceritakan sebuah cerita tentang salah satu warisan dunia yang utuh dan nyata tentang Geopark Raja Ampat, karena menurutnya cerita tentang Geologi di Raja Ampat tidak terlepas dari lima komponen yang ada.
"Jadi kita yang cerita batuan paling tua itu yang namanya sisi batuan, ada juga bentang alam atau yang dinamakan Karts atau bukit-bukit baru, sedangkan berbicara mineral ada nikel cerita tentang fosil sangat banyak di Raja Ampat, mulai dari ratusan juta tahun lalu sampai sekarang semuanya ada. Tidak salah UNESCO menunjuk Raja Ampat sebagai UNESCO Global Geopark," jelas Hanang Samudra.
Kata Global Geopark Network (GGN) Individual Member ini, bahwa Raja Ampat di mata dirinya tidak ada duanya di Indonesia. Raja Ampat pantas disebut kepingan kecil surga yang jatuh ke bumi.
ADVERTISEMENT