PNS Dinkes Papua Barat Dikeroyok Brimob hingga Rahangnya Patah

Konten Media Partner
5 Agustus 2019 12:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban Zulhaedy Hasanusi saat dirawat di salah satu rumah sakit di Manokwari. Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Zulhaedy Hasanusi saat dirawat di salah satu rumah sakit di Manokwari. Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Zulhaedy Hasanusi, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat, dikeroyok hingga rahangnya patah oleh Anggota Brimob Polda Papua Barat dan teman-temannya. Ia dirawat di rumah sakit, bahkan dirujuk ke Jayapura.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya bisa makan bubur nasi, lain dari itu saya belum bisa karena rahang bawah ini patah, ini sudah dirontgen juga oleh dokter," kata Zulhaedy di Manokwari, Senin (5/8).
Kejadian itu bermula pada sekitar pukul 11.00 WIT Minggu (4/8). Kala itu, Zulhaedy hendak mengeluarkan mobilnya dari rumahnya yang terletak di belakang Kantor Kementerian Agama Papua Barat.
Ilustrasi pemukulan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Di belakang mobil Zulhaedy terparkir Toyota Avanza milik kawanan Brimob sehingga bila Zulhaedy keluar mundur, dikhawatirkan akan menyerempet Avanza. "Saya sempat ditegur, lantas saya menjawab bahwa mobil saya tidak kena, pace (om), kan saya punya kaca spion," kata pria asal Kabupaten Fakfak ini.
Zulhaedy kemudian lanjut mengendarai mobil namun ia dihadang oleh Avanza berisi anggota Brimob tersebut--dan kawan-kawannya.
ADVERTISEMENT
"Saat itu terpaksa saya berhenti, saat masih di dalam mobil, saya lalu dipukul oleh salah satu kerabat oknum Brimob, dari belakang. Kemudian saya menoleh ke yang pukul saya, tiba-tiba pukulan masuk di wajah saya dari tangan oknum Brimob berinisial R," ujarnya.
Zulhaedy kemudian ditarik keluar dan dihajar beberapa kali oleh pelaku oknum Brimob tersebut dan oleh empat orang kerabatnya. Zulhaedy jatuh hingga dua kali.
"Saya kemudian dibawa ke pos jaga pintu masuk kompleks perkantoran gubernur, di situ ada tiga orang Brimob yang sedang bertugas jaga, saat itu saya ditanya perihal kejadian, kemudian salah satu anggota Brimob lainya menampar saya di pos penjagaan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dalam keadaan tidak berdaya, Zulhaedy hanya bisa diam dan pasrah karena di pos penjagaan itu ia seakan-akan dipaksa untuk berdamai.
"Saya tidak ingin masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan, para pelaku harus diproses hukum sesuai dengan perbuatan mereka," tegasnya.
Kepala Satuan Brimob Polda Papua Barat, Kombes Godhelp Cornelis Mansnembra, mengatakan ia akan mengusut anggota Brimob yang mengeroyok Zulhaedy. "Kita akan memproses yang bersangkutan. Soal korban, kami akan berikan bantuan," kata Godhelp Cornelius usai menjenguk Zulhaedy, Senin (5/8).
Pewarta: Mohamad Adlu Raharusun Editor: Paul