Pohon Mangrove di Kota Sorong Hampir Habis

Konten Media Partner
8 Oktober 2019 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas PPLH Kota Sorong Julian Kelly Kambu, foto: Ana
Keberadaan pohon mangrove di Kota Sorong saat ini sudah sangat berkurang bahkan hampir habis. Hal ini disebabkan karena terjadi eksploitasi besar-besaran pohon mangrove oleh para pelaku usaha, tanpa melakukan reboisasi atau penanaman kembali mangrove yang telah ditebang.
ADVERTISEMENT
Terkait hampir habisnya pohon mangrove di Kota Sorong, Kepala Dinas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Kota Sorong Julian Kelly Kambu angkat bicara. Menurutnya, semua pihak harus bisa bergandengan tangan menyelematkan Kota Sorong untuk keberlangsungan pembangunan kedepan.
Tampak kawasan Mangrove Klawalu Kota Sorong gersang, foto : Ana
Dijelaskan Kelly, beberapa usaha yang menggunakan pohon mangrove sebagai bahan baku yaitu pembuatan batako, cor bangunan dan bahkan kayu dari pohon mangrove ini digunakan untuk kayu bakar dalam proses pembuatan tahu.
"Kita tidak bisa kejar pertumbuhan fisik pembangunan tanpa melihat keseimbangan ekologis kota. Pemanasan global, perubahan iklim dan meningkatnya temperatur di Kota Sorong hingga 33 derajat celcius, ini menggambarkan bahwa suhu temperatur disini terus meningkat," ungkapnya kepada media ini, Selasa (8/10).
ADVERTISEMENT
Katanya, salah satu cara untuk mengendalikan dan menurunkan suhu dan temperatur kota, yaitu dengan cara menanam mangrove dan pohon-pohon lainnya. Dimana pentingnya mangrove yaitu ikut menyerap gas karbon, menurunkan temperatur kota, mencegah abrasi air laut, menampung air limbah, rumah ikan dan kepiting.
Berdasarkan peta kawasan rawan bencana Kota Sorong, Kawasan Wisata Mangrove Klawalu masuk dalam zona tsunami. Oleh sebab itu, untuk mencegah hal tersebut maka masih ada lahan seluas 5 hektar yang harus dijaga dan ditanami pohon mangrove.
5 hektar kawasan mangrove gersang, foto : Ana
“Jadi bagaimana kita berdayakan masyarakat kota ini untuk mengalihkan perhatian mereka agar tidak lagi mengambil batu karang dan menebang pohon mangrove, tetapi mereka bisa diberdayakan untuk mungkin buah dari pohon mangrove ini dibuatkan sirup atau sabun maupun wangi-wangian sebagai produk unggul dari Kota Sorong,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Apabila kawasan mangrove ini tidak dijaga, sambungnya, maka bisa diprediksi dalam jangka 5 tahun kedepan kawasan ini akan hancur.
Reporter: Ana