Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Potret Penjaga Sungai Kohoin di Sorong Selatan, Papua Barat
1 Juli 2021 7:20 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:53 WIB
ADVERTISEMENT
Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat merupakan salah satu kabupaten dengan julukan 1001 sungai. Hal itu terbukti dengan beberapa obyek wisata unggulan di Sorong Selatan diantaranya Sungai Kohoin, Sungai Sembra, dan Air Terjun Sasnek.
ADVERTISEMENT
Potensi alam yang dimiliki ini ternyata tidak dijaga dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri. Hal itu diungkapkan Ketua Forum Pecinta Sungai Kabupaten Sorong Selatan, Olland T. Abago ketika dikonfirmasi wartawan.
“Perjuangan kami dalam menjaga dan melestarikan ekosistem lingkungan sudah dilakukan. Selain itu banyak kalangan juga melakukan hal yang sama misalnya pihak gereja dengan konsep Ibadah kontekstual yang dilakukan di pinggiran aliran sungai,” ujarnya.
Namun Forum Pecinta Sungai yang lahir sejak tahun 2018 silam ini, memilih untuk memberikan perhatian serius kepada lingkungan, khususnya sungai.
“Kami selama ini melakukan pembersian mulai dari pinggiran sungai hingga dasar sungai. Berbagai barang bekas ditemukan disekitar sungai. Barang bekas itu merupakan peralatan rumah tangga dan barang bekas pakai,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Kami dari Forum Pecinta Sungai Sorsel lahir di Sorsel sejak tahun 2018, namun perjuangan melawan sampah di aliran sungai kohoin sudah sejak tahun 2016 silam saat itu kami bersama teman-teman Pemuda Gereja dari GKI. Jemaat Maranatha Teminabuan melakukan berbagai kegiatan walaupun mengalami keterbatasan anggaran,” tegasnya.
Tak sampai disitu saja, forum ini juga melakukan aksi demo damai ke pemerintah daerah agar melahirkan Peraturan Daerah (Perda) mengenai perlindungan Sungai Kohoin.
“Kami melakukan serangakaian kegiatan diantaranya melakukan aksi damai meminta dan mendesak Pemda setempat segera lahirkan Perda mengenai perlindungan keasrian Sungai Kohoin. Membersihkan Sungai Kohoin dan menanam pohon di bantaran sungai Kohoin,” bebernya.
Walapun hanya bermodalkan semangat, forum ini juga intens melakukan sosialisasi kepada warga tentang bahaya sampah di aliran Sungai Kohon dengan menulis di kertas, pamflet, dan medsos. Menanam pohon di bantaran sungai kohoin, membersihkan aliran sungai kohon, aktif memantau debit air sungai kohoin saat banjir dan normal.
“Untuk saat ini kami sedang kampanye melalui desain kain Batik Mesar (promosi agar mendapat sponsor batik khas Sorsel) dan melakukan kampanye melalui filem dokumenter "Generasi Terakhir Kohoin" (baru ada pada tahap sinopsis filem),” tutupnya.
ADVERTISEMENT