Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Program Strategis Kementan Sejalan Dengan Visi Universitas Muhammadiyah Sorong
4 Desember 2020 18:24 WIB
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Kerjasama, Kepatuhan dan Informasi Perkarantinaan (KKIP) Junaidi Sudding memberikan Kuliah Umum, kepada puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS), Jumat (4/12). Kuliah umum tentang 'Program Strategis Kementerian Pertanian Republik Indonesia' yaitu menjadikan pertanian Indonesi yang maju, mandiri dan moderen, berlangsung di Gedung Rektorat lantai 3 UMS dan dihadiri puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian.
ADVERTISEMENT
"Kementerian Pertanian Republik Indonesia memiliki beberapa program strategis, yaitu Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KOSTRATANI), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GRATIEKS)," ujar Kepala Pusat Kerjasama, Kepatuhan dan Informasi Perkarantinaan (KKIP) Junaidi Sudding dalam Kuliah Umum, di Universitas Muhammadiyah Sorong, Jumat (4/12).
Dikatakan Junaidi, KOSTRATANI adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan IT dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Dimana strategi yang ingin dicapai dalam program KOSTRATANI yaitu, meningkatkan peran Pimpinan Daerah yakni Kepala Desa, Camat, Bupati dan Gubernur untuk menggerakkan penyuluh pertanian, petugas lapangan lainnya, petani dan pelaku usaha dalam pembangunan pertanian.
Kemudian meningkatkan sinergitas pelaku dan program pertanian dengan K/L lainnya, meningkatkan jejaring kerja KOSTRATANI dengan instansi pemerintah lainnya dan swasta di daerah. Serta meningkatkan peran pemimpin non formal kemasyarakatan dalam pembangunan pertanian.
"Selanjutnya program KUR, merupakan kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang mempunyai usaha produktif dan layak, yang sumber dananya berasal dari bank pelaksana dan bukan dari APBN. Tujuan KUR adalah meningkatkan dan memperluas penyaluran KUR kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil dan menengah. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja," bebernya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya untuk program ketiga yaitu GRATIEKS, tambah Junaidi, yaitu merupakan ajakan Menteri Pertanian kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) agribisnis, untuk melakukan gerakan bersama meningkatkan ekspor pertanian tiga kali lipat.
"Terdapat lima langkah strategis Kementerian Pertanian dalam pencapaian program GRATIEKS," imbuh Junaidi.
Lima langkah strategis Kementerian Pertanian dalam pencapaian program GRATIEKS, yaitu meningkatkan volume ekspor bekerjasama dengan pemerintah daerah dan stakeholder, untuk melakukan terobosan dan inovasi kebijakan ekspor. Selanjutnya mendorong pertumbuhan eksportir baru, dalam hal ini Kementerian Pertanian mendorong tumbuhnya agropreneur berorientasi ekspor.
Kemudian menambah ragam komoditas ekspor, yaitu mendorong ekspor dalam bentuk olahan, kerjasama dengan pemerintah daerah dan stakeholder menggali potensi daerah dan mendorong tumbuhnya investasi. Meningkatkan frekuensi pengiriman, berupa percepatan layanan ekspor dan menambah negara mitra dagang.
ADVERTISEMENT
"Dalam hal ini yaitu melakukan kerjasama dan harmonisasi aturan protokol karantina, baik bilateral maupun multilateral," pungkasnya.
Sementara itu, Rektor UMS Muhammad Ali memberikan apresiasi kepada Kepala Pusat Kerjasama, Kepatuhan dan Informasi Perkarantinaan (KKIP) Junaidi Sudding yang telah memberikan Kuliah Umum, kepada puluhan mahasiswa Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS).
"Visi UMS memiliki kesamaan dengan program strategis Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yaitu menjadikan pertanian Indonesi yang maju, mandiri dan moderen. Di mana saat ini UMS Sorong tengah proses mempersiapkan lahan untuk pertanian. Dimana sebelum menyiapkan lahan pertanian, UMS terlebih dahulu menyiapkan laboratorium bagi mahasiswa dan dosen dalam rangka untuk bagaimana menciptakan pertanian yang modern," tamba Rektor UMS.
Kemudian, pihaknya juga sudah menghubungi salah satu kepala suku yang ada di Sorong. Dalam hal ini, sambungnya, mereka meminta agar lahan pertanian yang sudah ada tidak dialihfungsikan. Dimana para petani yang ada, akan didampingi oleh mahasiswa Fakultas Pertanian UMS Sorong yang sudah dinyatakan bersyarat setelah lolos didalam proses di laboratorium tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bersyukur kepala suku tersebut setuju. Sekarang tinggal bagaimana bersinergi dengan baik, antara Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Sorong dengan UMS Sorong," tandasnya.