Konten Media Partner

Seorang Nelayan Hilang di Perairan Tanjung Kasuari Kota Sorong Papua Barat

19 Februari 2020 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ferin bersama buah hati masih menunggu kabar suaminya di pinggir pantai Tanjung Kasuari, foto : Yanti
zoom-in-whitePerbesar
Ferin bersama buah hati masih menunggu kabar suaminya di pinggir pantai Tanjung Kasuari, foto : Yanti
ADVERTISEMENT
Diduga akibat angin kencang disertai gelombang tinggi, seorang nelayan bernama La Erwin (33) dinyatakan hilang saat menjaring ikan, di sekitar Perairan Tanjung Kasuari, Kelurahan Saoka, Distrik Malaimsimsa, Kota Sorong, Papua Barat. Berdasarkan informasi yang diperoleh Balleo News, La Erwin sebelum kejadian hendak menjaring ikan bersama anak sulungnya Fajrin (9).
ADVERTISEMENT
Istri korban Ferin menceritakan kronologis kejadian, dimana suami bersama anak sulungnya Fajrin pada Selasa (18/2) sekitar pukul 16.00 WIT, pergi menjaring ikan menggunakan perahu fiber.
"Kemarin itu suamiku ijin mau pergi menjaring ikan saja setelah sholat dzuhur. Tapi karena dia ketiduran, makanya tidak jadi pergi. Sekitar jam empat, anaknya fajrin ini kasih bangun bapaknya ajak pergi menjaring ikan," ungkapnya saat bincang-bincang dengan Balleo News, di kawasan wisata Tanjung Kasuari, Rabu (19/2).
Menurut Ferin, dirinya sempat melarang suaminya untuk pergi menjaring ikan. Mengingat kondisi laut yang sedang tidak bersahabat, karena angin kencang dan ombak besar. Namun suaminya mengatakan tidak apa-apa jika ia pergi menjaring ikan.
Putra sulung korban hilang Fajrin, tampak masih sangat syok, foto : Yanti
"Suamiku biasanya ojek. Tapi kemarin karena motornya lagi rusak, makanya dia mau menjaring ikan saja. Padahal saya sudah larang, tapi dia mau pergi saja jaring ikan," ujar Ferin sambil meneteskan air mata mengingat suaminya yang belum kunjung ditemukan.
ADVERTISEMENT
Diakui ibu empat anak ini, sebelum suaminya hilang di tengah laut, dua hari sebelum kejadian dirinya merasakan firasat. Dimana sikap suaminya kepada dirinya sangat berbeda sekali. "Dua hari sebelum kejadian itu sikapnya berbeda sekali. Sebelum kejadian, dia pulang ojek marah-marah suruh saya kasih bersih-bersih rumah, minta saya temani dia makan. Terus dia juga bercanda dengan saya tidak seperti biasanya. Dia bikin hati istrinya senang, padahal dia mau pergi itu. Mungkin supaya saya jangan sedih pas dia pergi," cerita Ferin sambil menahan tangis.
Ditambahkan Ferin, dirinya sempat mengantar suami dan anaknya yang pergi menjaring ikan, hanya sampai di pantai saja. "Saya sama kakakku temani dia kasih turun perahu sama pasang mesin. Sampai mereka pergi, saya masih berdiri di pinggir pantai untuk melihat mereka. Memang kemarin itu angin kencang sekali sama ombak. Pas suami dan anakku sudah ada ditengah laut, tiba-tiba perahu mereka sudah tidak kelihatan. Langsung saya berteriak minta tolong," ucap Ferin.
Tampak tim Basarnas Sorong bersama anggota Marinir, Polair dan Kodim 1802 Sorong melakukan pencarian korban hilang, foto : Yanti
Mendengar teriakan Ferin, kakaknya bersama warga sekitar langsung bergerak menggunakan perahu untuk menolong. Bersyukur, putra sulungnya Fajrin berhasil selamat dengan cara berenang sambil memegang kulboks. "Menurut cerita dari anakku, katanya pas perahu terbalik, dia sempat naik diatas punggung bapaknya. Bapaknya sempat berenang, tapi karena ombak terlalu besar makanya bapaknya langsung pingsan. Fajrin langsung pegang kulboks sambil berenang," kata Ferin yang saat ini sedang mengandung 1 bulan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, salah seorang warga Munita mengakui cuaca di sekitar kawasan Tanjung Kasuari dua hari kemarin, memang kurang bersahabat. Dimana angin kencang dan ombak besar sekali. "Dua hari terakhir ini angin kencang sekali, seperti angin taputar begitu. Biasanya kalau begitu, ada mau kejadian dilaut dan betul kemarin ada orang yang tenggelam," bebernya.
Untuk dapat menemukan keberadaan korban, sambungnya, warga sekitar tidak tinggal diam. Mereka ikut melakukan pencarian mulai kemarin sore ketika air surut, sampai hari ini. "Orang-orang disini tidak hanya bantu cari, mereka sampai sudah bikin adat supaya korban bisa ditemukan. Tapi sampai sekarang belum ditemukan," tambahnya.
Anggota Kodim 1802 Soro g bersama warga ikut membantu mencari korban hilang, foto : Yanti
Ditambahkannya, pencarian bisa lebih optimal jika dilakukan pada saat air surut. Mengingat saat ini air laut masih pasang, juga angin kencang dan ombak serta dasar laut masih keruh. Hal ini membuat pencarian kurang optimal.
Anggota Marinir ikut membantu pencarian korban hilang, foto : Yanti