Seorang Perawat yang Positif Corona di Raja Ampat Keluhkan Pelayanan Karantina

Konten Media Partner
28 September 2020 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
tangkap layar perawat positif di Raja Ampat
zoom-in-whitePerbesar
tangkap layar perawat positif di Raja Ampat
ADVERTISEMENT
Masyarakat Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat dikejutkan dengan video viral salah satu pasien COVID-19 di media sosial. Dalam video tersebut pasien mengeluhkan pelayanan, serta ruang karantina yang menurutnya tidak layak.
ADVERTISEMENT
Pasien yang diketahui bernama Oktavina Tonapa, dalam videonya yang berdurasi 4:31 menit, mengeluhkan pelayanan serta ruang karantina yang tidak memadai, bahkan ia dan sebelas pasien lainya harus membersihkan sendiri ruangan tersebut.
“Di sini kami yang dirawat berjumlah dua belas orang, dan ada lima anak balita yang tidak pernah diperhatikan sama dokter, kami juga tidak pernah mendapatkan asupan vitamin, memang makanan kami ditanggung baik, tetapi asupan vitamin untuk kami sama sekali tidak ada. Dan waktu kami menelepon dibilangnya, dari pihak satgas tenaga medis kami tidak ada anggaran untuk biaya pembelian vitamin,“ ungkap Oktovina yang dikutip dalam video tersebut.
Menurut Oktovina mereka bukan semakin membaik, tetapi semakin memburuk kondisi kesehatannya. Karena tidak pernah diperhatikan. Satu orang pun dokter, datang enggak. Yang ada kami ditelantarkan begini.
ADVERTISEMENT
“Kasihan ibu ini masuk dengan keluhan batuk, belum ada realisasi dikasih obat batuk. Kami bahkan beli obat sendiri dari luar. Teman saya Lisna sakitnya juga sama kayak kami, pak. Ini suami saya Luistinus, dia dari dinas perhubungan. Kami masuk dengan muka cerah, setelah di dalam muka kami pucat," ujarnya.
Oktovina juga menyampaikan bahwa dirinya dan sebelas pasien lain tak pernah berharap akan terpapar COVID-19. Ia pun meminta untuk segara dipindahkan ke ruang karantina gedung wanita.
Saat menyampaikan keinginannya, Oktavina yang juga tenaga medis di RSUD Waisai mengaku malah dimarahi dan diancam akan dimasukkan ke ruangan isolasi. Padahal menurutnya, dengan berada di gedung karantina gedung wanita, akan membuat mereka merasa nyaman.
ADVERTISEMENT
Menanggapi video tersebut, Direktur RSUD Waisai dr. Agus Arianto membenarkan bahwa Oktavina Tonapa salah satu tenaga medis di RSUD Waisai yang dirawat di rumah sakit tersebut karena terpapar COVID-19.
Terkait pengakuan yang bersangkutan dalam videonya tersebut, dr. Agus menyampaikan hal itu sangat tidak benar. Pernyataan dia hanya bertujuan untuk memojokkan pihak RSUD Waisai, Raja Ampat.
Lebih lanjut dr. Agus, menjelaskan tenaga medis atas nama Oktovina Tonapa dan sebelas pasien lainnya yang disebutkan di dalam video tersebut adalah pasien COVID-19. Selanjutnya mereka di karantina dan bukan dilakukan isolasi. Tentu penanganan terhadap mereka berbeda. Karena mereka pasien tanpa gejala maka dilakukan karantina dengan perawatan yang baik.
“Memang itu petugas rumah sakit, namun tidak benar seperti yang disampaikan oleh yang bersangkutan. Jadi saya perlu jelaskan ya, itu sebenarnya, yang bersangkutan mau masuk isolasi, karena ada riwayat batuk, terus ada sakit penyertanya. Diabetes, terus dia juga sudah mengalami gejala tebing viver, itu petugas kami,"ungkap dr. Agus Arianto, Senin, (28/9/).
ADVERTISEMENT
Lanjut Agus, pihaknya selalu memperhatikan semua pasien COVID-19. Termasuk yang bersangkutan. Kan pasien karantina, dia ini juga saudara kami, apalagi dia tenaga medis disini. Dokter ahli juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap dia dan semua pasien COVID-19.
“Kami mempertanyakan bentuk perhatian seperti apa dia inginkan. Soal vitamin misalnya, kan itu ada di rumah sakit, tinggal dia wa saja kan, kita ini saudaranya, kenapa harus seperti ini. Mintalah secara baik, akan kami berikan. Bukan memposting video kiri kanan, ke pak sekda, pak bupati, apakah harus begitu, ini seperti dia menepuk air di dulang, terpecik muka sendiri," ungkap dr. Agus.
Kalau bicara kecewa dengan pelayanan, tentu semua pasti kecewa bukan hanya pasien COVID-19 kan. Semua pasti kecewa, yah saat ini kan kondisi kita kena wabah semua, tapi kami sudah berusaha maksimal untuk melayani.
ADVERTISEMENT
"Beberapa kali mengancam kepada petugas medis rumah sakit yang lain di group WhatsApp internal. Jika terlambat melayaninya. Terkait dana pembelian vitamin yang dikatakan sudah tidak ada," tutupnya.