Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten Media Partner
Sepi Pembeli, Mama Papua di Pasar Wosi, Manokwari Buang Hasil Kebun yang Dijual
14 April 2020 17:01 WIB
![Para pedagang Mama Papua sedang berjualan, foto : Edy Musahidin](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1586858216/a8c8ajngrkzzi20lehxh.jpg)
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan social distancing dan physical distancing sebagai salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona berdampak nyata pada di Pasar Wosi, Manokwari. Kondisi pembeli yang sepi mengakibatkan sebagian besar barang-barang yang dijual di pasar terpaksa dibuang. Terutama hasil kebun seperti sayur-sayuran yang tidak laku dibeli harus dibuang oleh para pedagang.
ADVERTISEMENT
"Biasanya jualannya seperti sayur labu siam, kentang, daun bawang, habis dibeli. Kalau jualan tidak laku, kita buang, apalagi pembeli sepi lantaran COVID-19. Karena kalau disimpan berhari-hari membusuk, pasti orang tidak mau beli," kata salah satu pedagang, Aminah Wonggor, saat ditemui awak media ini di Pasar Wosi, Selasa (14/4).
Ia juga mengatakan, dengan kondisi itu, kerugian yang dialaminya juga cukup besar, mengingat biaya transportasi yang dikeluarkan untuk menjual sayur di Pasar Wosi sangat mahal.
"Yang pasti kita rugi, apalagi ongkos biaya transportasi dari Pengunungan Arfak ke Manokwari biaya mahal. Biaya transportasi mahal, capai Rp. 200 hingga Rp. 300 ribu. Apalagi kita carter mobil itu biaya Rp. 1 juta," ujarnya.
Hal senada diceritakan Endi Inden yang juga merupakan pedagang hasil kebun di Pasar Wosi. Menurut Endi, sebelum adanya Corona, pembeli di Pasar Wosi, Manokwari sangat banyak. Namun dengan diterapkannya physical distancing untuk mencegah penyebaran Virus Corona, jumlah pembeli di pasar turun drastis.
"Ya mau gimana lagi, kalau kita tidak berdagang, terus mau kasih makan keluarga pakai apa? Terpaksa kita jualan, bisa penuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau sudah lebih dari dua hari hasil kebun yang kita jual tidak laku, ya terpaksa harus dibuang. Karena sudah tidak bisa dijual lagi," ungkapnya.
Untuk itu, ia berharap Pemerintah Daerah setempat dapat memperhatikan situasi tersebut, dengan memberikan bantuan kepada para pedagang di Pasar Wosi.
ADVERTISEMENT
"Semoga ada bantuan dari pemerintah daerah kepada kami, pedagang kecil di Pasar Wosi," harapnya.