Tim Medis di Tempat Karantina COVID-19 Sorong Akan Ditarik karena Tak Ada Biaya

Konten Media Partner
14 November 2020 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim medis yang bertugas di tempat karantina terpusat Gedung Diklat Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat, foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tim medis yang bertugas di tempat karantina terpusat Gedung Diklat Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat, foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Tim medis yang selama beberapa bulan terakhir ini bertugas untuk merawat dan menangani orang tanpa gejala (OTG) di tempat karantina terpusat COVID-19 Gedung Diklat Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat, mulai minggu depan akan ditarik kembali. Selain tim medis, Dinas Kesehatan Kota Sorong juga akan menarik kembali tim pengantar dan penjemput pasien dari rumah sakit yang ada di Kota Sorong untuk dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Informasi tersebut sebagaimana disampaikan Koordinator Tim Survelence Dinas Kesehatan Kota Sorong Jenny Isir, pada acara pertemuan Koordinasi Komunikasi Resiko Pengendalian COVID-19 Bersama Wartawan Media Massa di Kota Sorong, Sabtu (14/11).
Tempat karantina COVID-19 Gedung Diklat Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat, foto : Yanti
"Kami mulai minggu besok akan menarik kembali tim medis yang selama ini bertugas di tempat karantina Gedung Diklat Kampung Salak, untuk melakukan pelayanan kembali di puskesmas. Selain penarikan tim medis, kami juga akan menarik tenaga antar jemput yang selama ini bertugas mengantar jemput pasien yang dirujuk dari rumah sakit lain yang ada di Kota Sorong untuk dibawa ke rumah sakit rujukan COVID-19," ungkap Jenny Isir.
Menurut Jenny, penarikan kembali tim medis yang bertugas di Gedung Diklat Kampung Salak dan juga tim antar jemput pasien COVID-19, dikarenakan pembiayaan untuk mereka telah selesai. "Pembiayaan untuk tim medis yang bertugas di Gedung Diklat Kampung Salak dan tim antar jemput sudah selesai, makanya mulai minggu depan mereka ditarik kembali," tegasnya.
Pertemuan Koordinasi Komunikasi Resiko Pengendalian COVID-19 Bersama Wartawan Media Massa, di Kota Sorong, Sabtu (14/11), foto : Yant
Dijelaskan Koordinator Tim Survelence, COVID-19 masuk Kota Sorong diawal tahun 2020. Dengan demikian, penanganan COVID-19 ini tidak masuk dalam perencanaan dan penganggaran. Sehingga untuk pembiayaan atau anggaran yang digunakan untuk penanganan COVID-19, dialihkan dari pagu anggaran lainnya.
ADVERTISEMENT
"Jika sampai pada pertengahan atau akhir tahun ini ada hal-hal yang kurang, itu merupakan bagian dari pembiayaan. Dengan demikian, maka kedepannya pelayanan akan kembali normal seperti biasa. Untuk pelayanan COVID-19, akan disamakan dengan pelayanan kesehatan lainnya. Hanya yang menjadi masalah, jika pelayanan COVID-19 disamakan, maka akan menjadi beban dan pekerjaan tambahan bagi tim medis yang bertugas di puskesmas," tandasnya.
Koordinator Tim Survelence pada Satgas COVID-19 Kota Sorong Jenny Isir, foto : Yanti
Ditambahkan Jenny, jika tim medis yang bertugas di tempat karantina Gedung Diklat Kampung Salak ditarik kembali, maka otomatis OTG yang terkonfirmasi positif COVID-19 akan melakukan karantina mandiri di rumah. Dimana untuk penanganan terhadap orang terkonfirmasi positif yang karantina mandiri, akan dilakukan oleh tim puskesmas untuk melakukan pendampingan dan pemantauan.
ADVERTISEMENT
"Kami juga masih akan mengadakan rapat evaluasi satu kali, untuk menghimpun semua rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kota Sorong, salah satunya yaitu untuk membahas terkait rujukan pasien. Mengingat selama ini jika ada pasien dengan gejala COVID-19 yang dirawat di beberapa rumah sakit tersebut, mobil antar jemput disiapkan oleh Satgas COVID-19. Kalau misalnya tim antar jemput ditarik, maka kami harapkan dari beberapa rumah sakit yang ada di kota Sorong bisa menyiapkan sendiri mobil ambulance untuk merujuk pasiennya," pungkas Jenny Isir.