Konten dari Pengguna

Teori Belajar Behaviorisme Menurut Para Tokoh

Balqis Meira Salwa
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
24 September 2024 8:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Balqis Meira Salwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kids happy kids holding hand. Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Kids happy kids holding hand. Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Teori belajar behaviorisme merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus-respon. Belajar menurut teori ini adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seorang anak bergantung pada faktor-faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungannya (Siregar, 2010).
ADVERTISEMENT
Teori belajar behaviorisme mengutamakan pengamatan tingkah laku dalam mempelajari individu dan bukan mempelajari bagian dalam tubuh atau mencermati penilaian. Teori belajar ini dapat diamati secara objektif karena jika ingin menelaah kejiwaan seseorang, maka amatilah perilaku yang muncul sehingga dapat memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya (Desmita, 2013).
Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behaviorisme:
1. Edward Lee Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus (segala hal yang dapat merangsang terjadinya belajar seperti pikiran, perasaan, dan gerakan) dengan respon (reaksi yang dimunculkan anak ketika belajar seperti pikiran, perasaan dan juga gerakan/tindakan). Jadi, perubahan tingkah laku dari adanya kegiatan belajar dapat berwujud sesuatu yang dapat diamati ataupun sesuatu yang tidak dapat diamati (Amalia & Fadholi, 2018).
ADVERTISEMENT
Teori Thorndike juga dikenal dengan teori koneksionisme karena menurutnya belajar adalah proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum belajar, antara lain: (1) Law of readines, yaitu belajar akan berhasil jika anak memiliki kesiapan untuk melakukan suatu kegiatan karena jika anak memiliki kesiapan untuk merespon maka akan menghasilkan respon yang memuaskan, (2) Law of exercise, yaitu belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan selalu mengulang-ngulangi apa yang telah didapat, (3) Law of effect, yaitu belajar akan menjadi bersemangat apabila anak mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik (Abdurakhman & Rusli, 2017).
2. B.F. Skinner
Skinner merumuskan teori pembelajaran yang dikenal dengan operan conditioning. Teori ini menyatakan bahwa aspek-aspek lingkungan seperti stimulus, situasi, dan peristiwa berperan sebagai tanda-tanda untuk pemberian respon. Penguatan dapat memperkuat respon dan meningkatkan kemungkinan terjadinya respon tersebut di waktu lain ketika mendapat stimulus/rangsangan (Schunk, 2012). Jadi, hal ini mengisyaratkan bahwa aspek lingkungan seperti stimulus dan penguatan menjadi alur kunci dalam menciptakan respon yang diharapkan dan akan kembali muncul di waktu/masa yang akan datang. Menurut skinner, hubungan antara stimulus-respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungan akan menimbulkan perubahan tingkah laku pada anak. Pada dasarnya, stimulus atau rangsangan yang diberikan kepada anak akan mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan.
ADVERTISEMENT
3. Ivan Petrovich Pavlov
Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap hewan anjing, di mana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Dari contoh tentang percobaan dengan hewan anjing bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara dengan mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
.
.
.
Dosen Pengampu: Ibu Maolidah, M.Psi.
Daftar Pustaka
Siregar, E. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia.
Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Remaja Rosdakarya.
ADVERTISEMENT
Amalia, R., & Fadholi, A. N. (2018). Teori Behavioristik [Universitas Muhammadiyah Sidoarjo]. http://eprints.umsida.ac.id/1402/
Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2017). Teori Belajar dan Pembelajaran. DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. https://unida.ac.id/ojs/index.php/jtdik/article/viewFile/302/173.
Schunk, D. H. (2012). Learning Theories: An Educational Perspective (Teori - teori Pembelajaran: Perspektif pendidikan). Pustaka Pelajar.