Waspada! Tanaman Hias Aglonema Berbahaya

Balqis Yusfira Zahra
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi
Konten dari Pengguna
15 Desember 2022 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Balqis Yusfira Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rasa jenuh dan stres selama masa pandemi tentunya sangat mengganggu kesehatan fisik dan juga mental kita. Tak heran, banyaknya masyarakat yang kini mencari hobi baru untuk menghilangkan rasa jenuh dan stress selama di rumah. Salah satu hobi yang kini banyak di gemari adalah bercocok tanam tanaman hias. Animo masyarakat terhadap tanaman hias semakin meningkat, salah satunya aglonema. Pola daun yang unik dan warnanya yang cantik menjadi salah satu faktor penyebab mahalnya tanaman yang dapat di hargai per lembar daunnya, hal ini membuat banyak kalangan masyarakat berbondong-bondong membeli tanaman ini (Ratnasari, 2022). Harganya pun terbilang sangat mahal, salah satunya aglonema golden hope, yang di banderol puluhan juta rupiah. Jenis lainnya, aglonema anjamani di hargai ratusan ribu adapun aglonema red kochin di hargai puluhan ribu. Meskipun tanaman ini terkenal mahal, banyak kelompok tani di Lampung telah mengekspor 10.500 batang aglonema ke Turki.
ADVERTISEMENT
Secara umum, tanaman hias dijadikan sebagai dekorasi tanaman rumah dan kebun. Hal ini dikarenakan ukuran tanaman yang cocok dijadikan sebagai pemanis ruangan di dalam maupun di luar (Salsabila, 2022). Tanaman hias dapat dibedakan menjadi dua yaitu tanaman hias berbunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias ini mempunyai daun dan bunga yang sangat menarik. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa organ daunnya terdiri dari pelepah, batang, dan helaian daun (Kominfo, 2019).
Tingkat stres yang tinggi serta merebaknya kecemasan sosial menyebabkan masyarakat merasa jenuh dan merasa burnout, sehingga kerap kali mereka berusaha untuk mencari suatu pelarian dari kejenuhan itu. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan berkebun atau bercocok tanam. Pada saat ini, naiknya minat masyarakat umum khususnya kalangan ibu-ibu akan tanaman hias menjadi suatu fenomena unik yang memiliki beragam manfaat di dalamnya. Bentuk dan corak tanaman hias memanglah sangat menarik perhatian para pecinta tumbuhan sehingga membuat tanaman ini di jadikan sebagai hiasan di rumah agar tampak lebih indah. Namun, ternyata ada sebuah hal yang membahayakan jika tidak berhati-hati dalam memilih tanaman hias. Seperti kasus yang sudah beredar di media sosial, salah satunya yaitu tanaman hias sri rejeki yang memiliki reputasi dan populer di Indonesia. Namun, di balik kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias tampaknya membuat masyarakat awam yang tidak menyadari bahwa terdapat kandungan racun yang berbahaya dan mematikan di dalam tanaman ini.
ADVERTISEMENT

Beracunkah Aglonema?

Tanaman hias sri rejeki (Aglaonema commutatum) adalah tanaman hias populer dari suku talas-talas atau Araceae. Genus Aglaonema memiliki sekitar 30 spesies. Tanaman Mereka berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia dan Nugini (Eko, 2020). Mereka umumnya di kenal sebagai Chinese Evergreens. Tanaman yang termasuk dalam suku Araceae biasanya di tanam sebagai tanaman hias karena bunga dan daunnya yang menarik dan di koleksi oleh penggemar tanaman hias, di antaranya Dieffenbachia (Daun Bahagia), Colocasia spp. (Daun Talas atau Taro), Philodendron spp, dan Monstera spp (Agnes, 2021).
Sumber : pixabay
Tanaman sri rejeki bisa dikatakan beracun dan mematikan setelah dilakukan penelitian. Ternyata, tanaman ini mempunyai zat beracun yang dapat menyebabkan iritasi, yaitu kristal kalsium oksalat yang bentuknya mirip jarum. Ketika tanaman ini di konsumsi maka dapat menimbulkan iritasi pada membran mukosa yang sensitif seperti mulut, tenggorokan hingga saluran pencernaan lainnya, efek dari tanaman sri rejeki beracun ini dapat di rasakan manusia maupun hewan. Efek dari racun tanaman hias ini dapat menimbulkan gejala jika saling berkontak secara langsung seperti, yaitu terjadinya keratoconjunctivitis (inflamasi di area mata) dan abrasi kornea jika terkena mata, bicara menjadi tidak jelas atau cadel, pembengkakkan di laring atau pangkal tenggorokan dan terciptanya jaringan sel mati setelah kontak beberapa hari. Bengkak atau kemerahan pada kulit yang terkena getah sri rejeki di area bibir dan membran mukosa di mulut dan tenggorokan (Agnes, 2021).
ADVERTISEMENT
Di kemukakan oleh Nurul Chairiyah dkk, bahwasannya kristal kalsium oksalat merupakan benda-benda nonprotoplasmik dalam sel yang bersifat padat yang terbentuk dalam kalsium (Ca) yang berasal dari lingkungan dan asam oksalat (2-karbon asam dikarboksilat). Berdasarkan variasi dari bentuk dan ukuran kristal, serta distribusinya, terdapat beberapa fungsi kristal CaOx pada tanaman, seperti regulasi kalsium, perlindungan tanaman, detoksifikasi (untuk logam berat atau asam oksalat), menjaga keseimbangan ion, penyokong jaringan atau menjaga kepadatan tanaman dan pengumpulan cahaya.
Menurut Purbaningsih, pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) mengkonfirmasi bahwa tanaman sri rejeki memang memiliki racun pada getahnya. Getah yang mengandung racun itu sebenarnya untuk melindungi diri dari serangan hama ataupun serangga lainnya (Sam, 2020). Namun demikian, masyarakat masih bisa bernapas lega karena efek racun getah pada sri rejeki termasuk dalam tingkatan ringan dan hanya menyebabkan gatal-gatal ringan saja, itupun hanya orang tertentu yang memiliki penyakit alergi yang berlebihan saja .
ADVERTISEMENT
Penanganan Racun Aglonema
Jika terlanjur kontak atau menyentuh bagian tanaman sri rejeki segera lakukan langkah-langkah berikut: dekontaminasi area mulut, mata, atau kulit segera dengan menjauhkan segala bagian tanaman yang menempel atau tersisa lalu cuci area kulit dan mata dengan air bersih mengalir. Dan jika tanaman aglonema beracun terlanjur tertelan atau menimbulkan gejala yang cukup mengkhawatirkan terutama pada si kecil, segera bawa ke pusat kesehatan terdekat untuk ditangani (Adrian, 2022).
Maka dari itu sangat di khawatirkan untuk para pecinta tumbuhan hias khususnya ibu-ibu yang mempunyai anak kecil atau hewan peliharaan dalam memelihara tumbuhan beracun ini karena risiko sangat tinggi jika termakan dan tertelan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, racun dari tanaman sri rejeki atau aglonema tidak terlalu membahayakan, tetapi perlu diperhatikan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Yuk, untuk para ibu-ibu yang gemar mengoleksi tanaman hias ada baiknya lebih berhati-hati dan menggali informasi lebih dalam mengenal tanaman untuk di rawat di rumah.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Abhilash, et al. 2021. Deliberate Self-poisoning due to Plant Toxins: Verdant Footprints of the Past into the Present. Indian Journal of Critical Medicine. 25(4), pp. 392–397
Centers for Disease Control and Prevention. The National Institute for Occupational Safety and Health. 2018. Poisonous Plants
Physiological, Biochemical, and Molecular Aspects. International Journal of Environmental Research and Public Health. 15(1), pp. 59