Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kesehatan Lebih dari Sekedar Gaya Hidup: Sebuah Kontroversi Yang Perlu Diangkat
31 Mei 2023 19:45 WIB
Tulisan dari Balqis Khairani Labiba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![ilustrasi gaya hidup sehat. Foto: Muhammad Raifasya Baihaqy/Pribadi](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h1gw4aybhb867e8n2gdr9qnb.jpg)
Gaya hidup sehat. Dua kata yang seolah menjadi mantra ajaib dalam era digital ini. Namun, seiring semakin maraknya tren ini, muncul pula beberapa pertanyaan: Apakah gaya hidup sehat itu sendiri sudah cukup? Ataukah ada faktor-faktor lain yang lebih penting namun sering kali terabaikan?
ADVERTISEMENT
Di dunia yang semakin modern, gaya hidup sehat menjadi tren global. Dari makanan organik hingga yoga, tren ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Tidak ada yang salah dengan hal itu, namun kita perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam batasan sempit pemahaman tentang kesehatan.
ADVERTISEMENT
Data terbaru menunjukkan bahwa tren gaya hidup sehat sedang berada di puncaknya. Menurut Statista, pada tahun 2023, pasar produk kesehatan dan kebugaran di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,1 triliun dolar AS. Jelas, ini adalah sebuah industri besar. Tetapi apakah kebugaran fisik dan konsumsi makanan organik sebanding dengan pengeluaran tersebut? Fakta-fakta menunjukkan bahwa gambaran kesehatan manusia lebih kompleks dari sekedar makan sayuran dan berolahraga.
Salah satu penelitian oleh Mayo Clinic menunjukkan bahwa gaya hidup sehat saja tidak cukup untuk menjamin kesehatan yang optimal. Mental dan emosi juga memiliki peran besar dalam kesehatan seseorang. Faktanya, American Psychological Association (APA) melaporkan bahwa stres berdampak signifikan terhadap kesehatan fisik, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dikatakan oleh penulis terkenal, Deepak Chopra, "Kita bukan sekedar tubuh fisik yang berjalan di sekeliling dunia ini. Kita adalah entitas spiritual, emosional, dan mental". Ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman tentang kesehatan yang holistik, yang mencakup tidak hanya fisik, tetapi juga kesehatan mental dan emosional.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mendefinisikan kesehatan sebagai "suatu keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan hanya tidak ada penyakit atau kelemahan". Namun, terlalu sering, kita terjebak dalam pemikiran sempit bahwa kesehatan hanya terbatas pada fisik.
Kontroversi di sini adalah bahwa gaya hidup sehat, meski penting, hanya memenuhi sebagian kecil dari persamaan kesehatan. Kita perlu berinvestasi dalam kesehatan mental dan emosional kita, dan masyarakat perlu mendukung dan mengakui pentingnya aspek-aspek kesehatan ini.
ADVERTISEMENT
Di sinilah kita perlu merevolusi pemikiran kita tentang kesehatan. Memang, gaya hidup sehat penting. Tetapi, penting juga untuk merangkul aspek-aspek lain dari kesehatan, termasuk mental, emosional, dan sosial. Seperti yang dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson, "Kesehatan bukanlah segalanya, tetapi tanpa kesehatan, segalanya adalah tidak ada".
Akhirnya, kita harus memahami bahwa kesehatan adalah suatu keadaan yang komprehensif dan bukan hanya tentang makan sayuran dan berolahraga. Kesehatan adalah keseimbangan antara fisik, mental, emosional, dan sosial. Kita perlu melihat kesehatan sebagai hal yang lebih besar dari sekedar gaya hidup. Kesehatan adalah suatu perjalanan, bukan tujuan, dan perjalanan itu memerlukan pemahaman yang lebih mendalam dan investasi yang lebih besar dari kita semua.
Jadi, apakah gaya hidup sehat itu cukup? Jawabannya adalah tidak. Tapi, apakah itu penting? Tentu saja, sangat penting. Namun, kita perlu mengakui dan memahami bahwa kesehatan lebih dari sekedar gaya hidup. Itulah kontroversi yang perlu kita angkat dan diskusikan.
ADVERTISEMENT