news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Alim Ulama Harus Menjadi Bagian dari Penyejuk Masyarakat

Konten dari Pengguna
18 Juli 2018 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bambang Soesatyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kunjungan GNPF Ulama (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan GNPF Ulama (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Saya menerima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) yang dipimpin Yusuf Muhammad Karta, di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Rabu (18/07/18). Selain Yusuf Muhammad Karta, jajaran GNPF Ulama yang hadir antara lain Edy Mulyadi, Zaitun Rasmin dan Muhammad Al-Khaththath. Sedangkan saya didampingi Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni (F-Nasdem).
ADVERTISEMENT
Saya sama sekali tak meragukan kecintaan para ulama terhadap NKRI. Kini para alim ulama punya tantangan yang tak ringan. Selain merekatkan ukhuwah kebangsaan, alim ulama juga harus menjadi bagian dari penyejuk masyarakat, bangsa dan negara.
Saya juga meyakini peran alim ulama sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain sebagai pengayom masyarakat, alim ulama punya posisi penting dalam menjaga kebhinekaan dan semangat kebangsaan.
Bagi sata, kerukunan antarumat beragama menjadi pondasi utama bagi kelangsungan NKRI. Jangan sampai Indonesia mengikuti negara-negara seperti di Timur Tengah yang selalu berkonflik antar satu dengan yang lainnya. Apalagi, konflik yang mengatasnamakan agama.
Kedamaian dan kelangsungan negara harus kita jaga dengan baik. Jangan sampai kita terjebak dalam konflik horizontal berkepanjangan yang tak akan ada habisnya. Konflik di berbagai negara Timur Tengah telah menjadi pelajaran penting bagi kita. Agama seharusnya digunakan untuk mendamaikan dan mencerahkan umat manusia, bukan sebagai alat adu domba.
Kunjungan GNPF Ulama (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan GNPF Ulama (Foto: Istimewa)
Dalam pertemuan tersebut, GNPF Ulama menyampaikan kegelisahan mengenai isu membanjirnya tenaga kerja asing, kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan rakyat serta berbagai impor pangan yang masih merajalela. Pada prisipnya GNPF Ulama menginginkan bangsa Indonesia bisa berdaulat di atas kaki sendiri.
ADVERTISEMENT
DPR RI telah melakukan banyak sidak maupun kunjungan kerja ke berbagai wilayah yang diduga dibanjiri tenaga kerja asing. Komisi IX yang membawahi bidang ketenagakerjaan baru-baru ini sudah menyidak ke Morowali.
Kami sudah tegaskan ke pemerintah bahwa tenaga kerja asing unskill jangan sampai tumbuh subur di tanah Indonesia. Justru yang harus kita lahirkan adalah pembukaan lapangan pekerjaan bagi saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air.
Mengenai kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan, saat ini DPR RI dan pemerintah terus menggenjot agar penggunaan APBN bisa dimanfaatkan sebesarnya untuk kemakmuran rakyat. Melalui politik anggaran yang berpihak kepada rakyat, diharapkan penggunaan APBN mampu menjadi jalan keluar bagi berbagai persoalan kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), persentase kemiskinan kita saat ini mencapai titik terendah sejak Indonesia memasuki era Reformasi, yakni sebesar 9,82 persen atau sekitar 25,95 juta jiwa. Saya juga akan pastikan penggunaan APBN 2019 nanti bisa dimaksimalkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Misalnya melalui pemberian subsidi benih, pupuk, kredit usaha rakyat, serta berbagai program kesejahteraan lainnya.
ADVERTISEMENT