Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Simpati Publik Jadi Momentum Polri Lanjutkan Reformasi
11 Juli 2018 18:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Bambang Soesatyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengabdian berkesinambungan oleh Polri dalam menjaga keutuhan NKRI, serta mewujudkan keamanan dan ketertiban umum, telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari berbagai elemen masyarakat. Kendati Polri sendiri masih harus melakukan sejumlah perbaikan pada lingkup internal, cinta dan simpati masyarakat kepada Polri sudah terlihat nyata, dan patut dijadikan pijakan untuk melanjutkan reformasi internal.
ADVERTISEMENT
Melalui penugasan kepada Densus 88 Anti-Teror, Polri konsisten memerangi sel-sel teroris di dalam negeri. Polri juga terus mengantisipasi ancaman dari para WNI simpatisan ISIS yang kembali dari Irak dan Suriah. Ketika beberapa elemen masyarakat coba merongrong NKRI dan Pancasila, Polri merespons semua rongrongan itu dengan langkah dan tindakan yang terukur.
Pun sudah menjadi pengetahuan publik bahwa Polri gencar memerangi sindikat Narkoba. Tak hanya itu, Polri bahkan peduli pada persoalan kebutuhan pokok masyarakat dengan membentuk Satgas Pangan. Satgas ini terbukti berhasil memperkecil ruang gerak spekulan di pasar kebutuhan pokok.
Lebih dari itu, Polri pun dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman sehingga mampu memberikan respons yang tepat pada kejahatan siber hingga penyebarluasan hoaks atau berita bohong.
ADVERTISEMENT
Itulah beberapa progres dan gambaran kinerja yang berhasil diwujudkan Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Jenderal Tito berhasil meyakinkan seluruh elemen masyarakat bahwa Polri adalah alat negara yang siap mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat.
Sebaliknya, kepercayaan dan simpati masyarakat kepada Polri pun terus meningkat. Masyarakat selalu berharap dan mendorong Polri untuk menindak individu atau kelompok orang yang nyata-nyata bertindak menganggu keamanan dan ketertiban umum. Masyarakat juga memberi dukungan solid ketika Prajurit Polri menindak kelompok-kelompok yang ingin merongrong Pancasila dan mengganggu keutuhan NKRI.
Sebaliknya, masyarakat pun sudah mau terang-terangan mengekspresikan simpati dan duka cita ketika prajurit Polri menjadi korban akibat serangan pelaku tindak kriminal maupun serangan dari terduga teroris. Eksresi publik tentang kepercayaan dan simpati kepada Polri terlihat nyata ketika dalam beberapa kesempatan, masyarakat membanjiri kantor-kantor polisi dengan kiriman karangan bunga. Sedangkan di dunia maya, para warganet tak segan-segan membangun semangat dukungan kepada Polri.
ADVERTISEMENT
Kendati kurva cinta dan simpati publik kepada Polri terus membaik, pekerjaan Jenderal Tito belum selesai. Publik mencatat bahwa masih ada oknum prajurit Polri berperilaku menyimpang. Kualitas layanan publik yang terus membaik kadang-kadang masih saja dinodai oleh tindakan oknum yang mencari uang sogok.
Banyak aduan atau laporan masyarakat yang telah disampaikan kepada Pimpinan Polri. Untuk melanjutkan reformasi di tubuh institusi Polri, Jenderal Tito pasti tahu apa saja yang harus dilakukan. Cinta dan simpati publik kepada Polri yang telah tumbuh hendaknya menjadi momentum bagi Polri untuk melanjutkan reformasi internal. Dirghahayu Polri. (Bamsoet)