Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pak Prabowo, Jadilah "Park Chung Hee"nya Indoneisa
30 Oktober 2024 12:28 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Bambang Sutrisno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Korea Selatan, siapa yang tidak tahu negara satu ini, negara yang beribukota di Seoul. Salah satu negara macan asia, negara yang perekonomiannya berhasil tumbuh pesat dan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Nomor 4 di asia dan Nomor 14 terbesar di dunia. Samsung, LG, Hyundai, Kia, Hankook, K-Pop dan masih banyak lagi produk-produk Korea Selatan yang menjadi produk yang terkenal di dunia. Korea Selatan luas wilayahnya lebih kecil dari pulau jawa, wilayahnya adalah 100.210 kilometer persegi sedangkan luas wilayah Pulau Jawa sekitar 126.700 kilometer persegi. Korea di era tahun 1960 sampai 1970 an adalah salah satu negara miskin di asia bahkan di dunia. Pada tahun 1950 sampai 1953 terjadi perang saudara di korea, perang yang akhirnya membuat korea terbagi menjadi dua negara yaitu korea utara dan Korea Selatan . Perang yang meluluh lantahkan semenanjung korea, perang yang merebutkan wilayah untuk menerapkan ideologi yang berbeda, antara ideologi komunis dan demokrasi. Walaupun dampak setelah perang menjadikan korea masih menjadi negara miskin di asia bahkan di dunia. Tetapi sekarang Korea Selatan menjelma menjadi negara maju di dunia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia Bapak Presiden Soeharto dikenal sebagai Bapak Pembangunan Indonesia, Masa Bapak Soeharto memimpin Indonesia dikenal dengan nama Orde Baru, dimana program-program pembangunan banyak dilaksanakan pada masa itu, mulai dari waduk, bendungan, jalan-jalan nasional, Sekolah, Puskesmas, Rumah Sakit, Listrik Masuk Desa dan berbagai program pembangunan bidang lainya. Presiden Soeharto juga berhasil membawa Indonesia menjadi negara swadaya pangan. Dengan berbagai capaian hasil pembangunan tersebut maka Presiden Soeharto mendapat gelar Bapak Pembangunan Indonesia.
Sama halnya di Korea Selatan , Ada Presiden Park Chung Hee, Presiden yang menjabat pada Tahun 1961 hingga 1973 tersebut juga dikenang oleh warga Korea Selatan sebagai Bapak Pembangunan Korea Selatan . Tidak hanya disebut Bapak Pembangunan oleh warga Korea Selatan, Park Chung Hee juga sangat dikenal oleh dunia. Park Chung Hee dikenal sebagai presiden yang sangat moderat pada waktu itu, Presiden yang mampu membawa Korea Selatan bangkit dari kemiskinan. Julukan itu tidak hanya isapan jempol tetapi juga memberikan bukti bahwa Korea Selatan saat ini menjadi salah satu negara yang tumbuh pesat perekonomiannya. Terlepas dari kontroversi yang dilakukan Park Chung Hee karena memimpin Kudeta militer kepada presiden yang berkuasa waktu dan pada akhirnya membawa Park Chung Hee menjadi Presiden Korea. Sebagian ada yang menyebut bahwa Presiden Park Chung Hee adalah diktator, tetapi pada masa kepemimpinan Park Chung Hee, dia mampu meletakkan pondasi pembangunan yang kokok yang dijadikan pijakan selanjutnya untuk pembangunan di Korea Selatan . Dengan tegas, cepat dan rencana program modernisasi pembangunan dilaksanakan oleh Park Chung Hee.
ADVERTISEMENT
Program atau Gerakan yang dinamakan Gerakan Saemaul Undong yang digagas oleh Presiden Park Chung Hee menjadi pondasi utama pembangunan di Korea Selatan waktu itu. Gerakan Saemaul Undong kalau kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah “Gerakan Desa Baru”. Gerakan membangun dari desa, Membangkitkan sektor pertanian, membangkitkan UKM, menghidupkan koperasi desa, menciptakan desa mandiri, Memmbangkitkan sektor industri, memobilisasi semangat membangun dan mandiri warga desa demi mencapai kemajuan negara.
Hasilnya, Gerakan Saemaul Undong yang digagas Presiden Park Chung Hee berhasil menjadi pondasi bagi pertumbuhan Korea dari negara miskin berangsur angsur atau bertahap menjadi negara yang berkembang. Gerakan Saemaul Undong juga diakui sebagai salah satu program pembangunan nasional Korea Selatan yang paling berhasil oleh warga Korea Selatan . Dan dapat disimpulkan bahwa Gerakan Saemaul Undong yang digagas Presiden Park Chung Hee berhasil menjadi pondasi bagi pertumbuhan Korea dari negara miskin menuju negara dengan perekonomian terbesar dunia, dan juga diakui sebagai salah satu program pembangunan nasional yang paling sukses..
ADVERTISEMENT
Saat ini kita mengenal istilah SDGs (Sustainable Development Goals). Dan di Indonesia kita sering mendengar SDGs Desa, yaitu konsep dan upaya yang terpadu guna mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan di tingkat desa. Dengan SDGs Desa, Pemerintah pusat berharap terciptanya desa yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan mampu menghadapi tantangan masa depan yang sesuai dengan lokalitas desa masing masing. SDGs Desa di indonesia adalah bagian dari SDGs Global. SDGs Global adalah kesepakatan global atau negara negara di dunia yang bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan warga masyarakat dunia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia. SDGs Global ditetapkan pada Sidang Umum PBB pada September 2015, Program SDGs mencakup 17 tujuan dan sasaran global tahun 2030 yang diakui oleh negara-negara sedunia, menuju masyarakat dunia yang bebas dari kemiskinan, berkembang dan maju.
ADVERTISEMENT
Hebatnya adalah, Gerakan Saemaul Undong yang dicetuskan oleh Park Chun Hee merupakan rujukan atau referensi bagi konsep SDGs Global. SDGs Desa yang sekarang menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan di Desa di Indonesia juga mengacu pada SDGs Global. Disinilah hebatnya Park Chun Hee. Konsep yang diciptakan pada saat dia menjabat jadi presiden pada tahun 1961 hingga 1973 menjadi rujukan konsep pembangunan desa di seluruh dunia saat ini.
Kita, 282 juta lebih rakyat Indonesia berharap kepada Presiden kita, Bapak Prabowo Subianto mampu menjadi Park Chung Hee nya Indonesia. Bagaimana Presiden Prabowo mampu menciptakan Konsep, Inovasi, Modernisasi bagi Pembangunan Indonesia 5 tahun ke depan. Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas, inovatif, konsisten dan bijaksana.
Berdasarkan data BP2M TKI, jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang saat ini bekerja di Korea Selatan mencapai 7,167 orang. Mereka bekerja di berbagai sektor pekerjaan yang ada di Korea Selatan . Namun di Sektor Industri lah yang paling banyak ditempati oleh TKI yang bekerja di sana. Samsung, LG, Hyundai, Daewoo dan masih banyak lagi pabrik pabrik besar dengan skala internasional pekerjanya adalah pekerja dari Indonesia. TKI di Korea Selatan terkenal dengan pekerja yang ulet, gigih dan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi pekerjaan yang ada. Ini bisa menjadi bekal spiritual bagi kita. Kita memiliki tenaga tenaga kerja yang handal, yang mampu bekerja ala Korea Selatan . Berdayakan lebih lanjut para eks pekerja pekerja migran.
ADVERTISEMENT
Sumber daya alam Korea Selatan tidak sekaya Indonesia, kita kaya dengan sumber daya alam, maka kita tidak boleh kalah dengan Korea Selatan . Korea Selatan adalah negara bekas jajahan Jepang, dengan emosional warga Korea Selatan bersemangat membangun negaranya karena mereka tidak ingin kalah dengan Jepang. Bahkan mereka ingin lebih unggul dari Jepang. Dari berbagai ulasan Tentang Korea Selatan , sudah saatnya kita bangkit, ATM (Amati, tiru dan Modifikasi). Indonesia Emas 2045 Harus tercapai, Presiden Prabowo harus mampu memobilisasi bangsa ini menuju negara yang besar sesuai cita-cita para pendahulu bangsa ini. Masyarakat yang adil makmur dan sejahtera. Pak Prabowo, jadilah Manajer bagi Bangsa Indonesia, jadilah Park Chung Hee..
ADVERTISEMENT