8 Orang Wakili Indonesia dalam Kejuaraan Sepak Bola Jalanan di Inggris

Konten Media Partner
23 Juli 2019 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers Timnas Indonesia untuk Homeless World Cup (HWC) 2019. (Assyifa)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers Timnas Indonesia untuk Homeless World Cup (HWC) 2019. (Assyifa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari – Rumah Cemara memberangkatkan delapan orang pemain sepak bola jalanan untuk bertanding di Homeless World Cup (HWC) 2019. Mereka dilatih oleh sosok bernama Albert Rudiana.
ADVERTISEMENT
Kedelapan pemain Timnas Indonesia itu adalah Riskfian Hakim (35), Yudhistira Adireksa (24), M. Ramdan (19), Iifan Auchep (37), Hendra Firdiansyah (39), Dea Achmad (39), Nurdin Supriyadi (37), dan satu-satunya perempuan bernama Isye Susilawati (40).
Albert mengatakan, beberapa pemain tersebut bahkan mulai berlatih untuk ajang ini dari nol. Albert melatih teknik dan skill dari para pemainnya sedari awal sampai ada peningkatan progres. Ia mengaku bangga dengan timnya.
"Saya pribadi, kadang tersentuh hati saya, saya bangga dengan mereka. Semua pemain, mereka, berjuang keras untuk bisa mengikuti setiap sesi latihan. Di situ saya tahu ada perempuan, di situ ada pemain-pemain muda, tapi mereka enggak pernah menyerah," tutur Albert dalam Konferensi Pers Timnas Indonesia untuk HWC 2019 di Bandung, Senin (22/7).
ADVERTISEMENT
Pelatih berusia 43 tahun tersebut mengaku, hal yang paling utama baginya adalah melakukan pendekatan kepada semua anggota tim. Albert mengatakan, jika seluruh anggota tim sudah menganggap dirinya sebagai kakak dan merasa nyaman, mereka akan bersedia mengikuti arahannya.
Albert juga bercerita mengenai satu-satunya pemain perempuan dalam timnya, Isye, yang selalu ia ingatkan untuk menepi jika merasa kelelahan. Mengingat, program latihan yang dijalankan merupakan program untuk pemain pria. Namun, Isye tidak pernah sekali pun menyerah. Bagaimana pun ia tertinggal, ia tetap mengikuti sesi latihan.
Cerita lain datang dari Hendra. Melalui ajang HWC 2019, pria 39 tahun tersebut bertekad memperbaiki kualitas dirinya dan rujuk dengan keluarga yang ia tinggalkan tiga tahun lalu. Keinginan Hendra untuk rujuk dengan keluarganya sudah terwujud ketika ia resmi terpilih sebagai salah satu pemain yang akan berlaga di Cardiff, Inggris, pada 27 Juli - 3 Agustus 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Rumah Cemara, Aditia Taslim, banyak pemain mengaku mendapatkan perubahan dalam hidupnya, berkat terlibat dalam kesempatan ini. Ia pun menyebutkan, pertandingan dalam HWC 2019 hanyalah pemanis dan bonus dari proses yang mereka jalani selama ini.
Timnas Rumah Cemara Foto: Assyifa
"Karena proses sesungguhnya ketika pemain sudah terpilih dan sudah mengikuti di dalam proses itu. Bahkan, ketika nanti pulang. Jadi, HWC-nya sendiri itu hanya pemanisnya saja," ungkap Adit.
Kepala Bidang Pembinaan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Dadang Setiawan, sepakat bahwa yang utama dalam HWC 2019 adalah menghilangkan stigma negatif dan perilaku diskriminatif.
"Menghilangkan stigma negatif dan diskriminatif ini adalah hal yang utama. Prestasi itu bisa nomor dua," ujar Dadang
Albert juga menuturkan, hal yang membuatnya bahagia dalam proses persiapan pertandingan HWC 2019 adalah melihat anggota timnya berubah ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Momen paling bahagia pada saat melihat mereka berangkat, terus karakter mereka sudah berubah. Mereka senang semua, mereka semangat semua. Intinya mereka hidupnya masing-masing sudah berubah," tutur Albert.
HWC 2019 diikuti 64 tim peserta dari 50 negara. HWC berlangsung di Cardiff City, Inggris, mulai 27 Juli hingga 3 Agustus 2019. (Assyifa)