9 Proyek Infrastruktur Transportasi yang Menjadi Prioritas di Jawa Barat

Konten Media Partner
28 September 2018 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
9 Proyek Infrastruktur Transportasi yang Menjadi Prioritas di Jawa Barat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) di Taman Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. (Humas Jabar)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggenjot sembilan proyek prioritas di bidang infrastruktur transportasi selama lima tahun mendatang. Proyek infrastruktur tersebut meliputi darat, air, ataupun udara.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, infrastruktur transportasi penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, tidak akan ada pertumbuhan ekonomi tanpa koneksi. Sebab, infrastruktur transportasi darat, air, ataupun udara menjadi hal penting untuk menumbuhkan konektivitas antarkawasan.
"Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa koneksi, itu rumusnya. Semakin banyak koneksi -- dalam artian infrastruktur -- semakin pertumbuhan banyak," kata Ridwan Kamil, dalam acara JAPRI (Jabar Punya Informasi) di Taman Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (27/9/2018), dikutip dari keterangan persnya.
Ia menambahkan, saat ini Jabar masih punya rasio keterkoneksian yang harus dioptimalkan. Untuk itu, lanjut dia, Pemprov Jabar akan menggenjot pembangunan dan mengembangkan infrastruktur transportasi kawasan.
ADVERTISEMENT
Menurut Ridwan Kamli, ada sembilan proyek prioritas yang akan dibangun, di antaranya:
1. Reaktivasi empat jalur kereta api, yaitu jalur Bandung - Ciwidey, Rancaekek - Tanjungsari, Banjar - Pangandaran - Cijulang, dan Cibatu - Garut - Cikajang dengan total anggaran mencapai Rp7,9 Triliun,
2. Perpanjangan runway Bandara Kertajati dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter, sehingga bisa didarati pesawat berbadan besar,
3. Pembuatan road barrier, fasilitas lalu lintas yang berfungsi membuat batas jalan untuk meningkatkan keselamatan berlalu-lintas dengan teknologi silinder yang akan dipasang di titik jalan yang dianggap rawan,
4. Pembangunan bandar udara baru di Sukabumi untuk mendorong perkembangan kawasan wisata Geopark Ciletuh-Palabuhanratu,
5. Pembangunan jalur ganda Bogor - Sukabumi, untuk mengurangi kemacetan dengan memindahkan sebagian angkutan barang ke kereta api,
ADVERTISEMENT
6. Pembangunan Terminal Parung Kabupaten Bogor, direncanakan sebagai Terminal Tipe B sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor dan akan menjadi salah satu simpul transportasi di wilayah perbatasan,
7. Pembangunan inland waterway Cikarang Bekasi Laut (CBL), alternatif transportasi yang inovatif melalui kanal menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok yaitu inland waterway CBL,
8. Pembangunan jalur khusus angkutan tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, merupakan jalur lalu lintas aktivitas sosial ekonomi masyarakat setempat dan merupakan perlintasan penghubung Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang, dan
9. Pembangunan pelabuhan Patimban di Subang, untuk mendukung kawasan industri di Jabar bagian tengah atau selatan terutama kawasan industri yang berlokasi di kawasan lindung dan jauh dari akses outlet infrastruktur strategis pelabuhan.
ADVERTISEMENT
Di acara yang sama, akademisi ITB Johnny Patta mengatakan, bahwa ekonomi tanpa konektivitas tidak akan berjalan. Ada empat elemen yang mendukung pertumbuhan ekonomi, yaitu konstruksi, investasi, government spending, dan ekspor-impor. Menurut Johnny, keempat elemen tersebut tidak akan bergerak tanpa hadirnya konektivitas.
"Jadi, betapa pentingnya infrasktruktur untuk konteks ekonomi," tutur Joni.
Joni menambahkan apa yang dilakukan Emil di awal pemerintahannya ini sudah tepat dengan mempertimbangkan berbagai isu penting yang ada di masyarakat. Selain itu, dalam penyusunan RPJMD pun bisa mempertimbangkan isu yang berkembang di masyarakat. (Iman Herdiana)