Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Aksi Seribu Lilin dari Warga Bandung untuk Korban Teror Bom Surabaya
13 Mei 2018 21:55 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
ADVERTISEMENT
Aksi seribu lilin yang dilakukan warga Bandung dan lintas agama di Jalan Diponegoro, Bandung, Minggu (13/5/2018) malam. Aksi damai ini menentang terorisme sekaligus mendoakan korban bom di Surabaya. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Korban ledakan teror bom di Surabaya, Jawa Timur, mendapat aksi simpati dari ratusan warga Bandung, Jawa Barat.
Aksi tersebut berupa penyalaan seribu lilin sekaligus doa bersama untuk korban ledakan teror bom yang terjadi Minggu (13/5/2018) pagi itu.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di depan Kantor Gubernur Jabar, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, sekitar pukul 19.30 WIB.
Aksi ini merupakan cara mereka mengekspresikan duka terkait ledakan bom yang menewaskan belasan orang tersebut.
Aksi diawali dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Selanjutnya, massa mengheningkan cipta dan dilanjutkan dengan testimonial dari para perwakilan pemuka agama, pemuda, seniman, organisasi masyarakat dan aktivis.
Beberapa di antara massa terlihat meneteskan air mata. Selain itu, berulang kali mereka memekikkan kata-kata untuk melawan terorisme.
ADVERTISEMENT
"Kejadian teror bom ini sangat mengoyak kemanusiaan kita karena itu kita spontan bikin aksi ini," ujar inisiator aksi, Rafael Situmorang.
Rafael menyebut kejadian bom bunuh diri semakin menyadarkan bahwa teroris ada di sekitar kita. Karena itu ia berharap aparat negara secara intensif menanggulangi hingga ke akarnya.
"Menurut kami terorisme itu tumbuh karena adanya sikap intoleransi, tidak menghargai perbedaan," kata Rafael.
Selain itu, lanjut dia, aksi pengecut yang dilakukan teroris bukan dilatari keyakinan agama tertentu.
"Terorisme bagi kami tidak beragama. Agama mana pun tidak membenarkan terorisme," tegasnya. (Ananda Gabriel)