Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Aksi Gambar Dinding Kota Demi Menolak Vandalisme
22 Agustus 2018 20:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Games Imagination Society (GIMS) menggambar sejumlah dinding di Kota Bandung, Rabu (22/8/2018). (Dokumentasi GIMS)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Kelompok anak muda yang tergabung dalam komunitas Games Imagination Society (GIMS) melakukan aksi menggambar di dinding-dinding kota. Aksi ini dilakukan sebagai perlawanan terhadap vandalisme.
Mereka membuat grafiti dan stensilan. Aksi memperindah dinding kota itu mereka lakukan sejak dibentuknya GIMS pada 22 Maret 2013.
Selain dinding kota, target anggota GIMS lainnya yaitu rumah singgah untuk tuna wisma, panti asuhan dan pemukiman padat penduduk.
Juru bicara GIMS, Febby Septian Tri Nugraha mengatakan semua kegiatan kelompoknya murni independen atas dasar hati nurani dan didanai oleh uang pribadi anggota.
"Kebanyakan sih social project. Salah satunya grafiti masuk kampung di jalan Industri Dalam, Kota Bandung. Kalau yang komersil ya bikin event, pameran dan undangan menggambar," ujarnya di Bandung, Rabu (27/8/2018).
ADVERTISEMENT
Febby Septian yang sering dipanggil Bokep itu mengatakan, aksi menggambar dengan gaya street art ini untuk menunjukkan Kota Bandung bisa terlihat indah, jika coretan di dinding kota ditata dengan baik dan teknik yang mumpuni.
Games Imagination Society (GIMS) menggambar sejumlah dinding di Kota Bandung, Rabu (22/8/2018). (Dokumentasi GIMS)
Menurutnya, banyak dinding kota sekarang ini yang dipenuhi oleh coretan liar menjurus ke vandalisme. Sehingga mengotori pemandangan dan tidak indah untuk dilihat.
Selama melakukan aksi tersebut, Bokep menuturkan pihaknya bukan tidak mendapat tantangan. Dia dan seorang rekannya sesama anggota GIMS, pernah masuk bui gara-gara menggambar grafiti di sebuah dinding bengkel tak terpakai, tepatnya dijalan Stasiun Timur, Bandung.
"Lumayan," komentar pertamanya saat ditanya mengenai hal itu. Karena selama satu setengah hari, harus mendekam di kantor polisi akibat dituduh berbuat vandalisme pada malam hari itu.
ADVERTISEMENT
Kendala lainnya yaitu digerebeg oleh Tibum (Ketertiban Umum) yang kini berganti nama menjadi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akibat hal serupa karena dianggap tak punya izin untuk menggambar.
Saat mereka menggambar, tetiba, satu mobil penuh dengan anggota Satpol PP turun. Para abdi negara ini dengan sigap merebut dan menghardik mereka.
"Perizinan ada yang dipersulit tapi kebanyakan mudah karena desainnya bagus. Biasanya izin keluar dari RT atau RW. Tapi yang memudahkan warga setempat yang mendukung," jelasnya.
Meski pernah menjadi 'santri' di kantor polisi dan bentrok dengan Satpol PP, Febby dan anggota GIMS lainnya tidak jera. Mereka tak lelah untuk terus melakukan aktifitasnya, membuat grafiti dan stensil di tiap sudut kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tempat yang digambari kelompok GIMS antara lain kawasan Viaduct, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung. Di luar Bandung, mereka melakukan aksinya di Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Yogyakarta sampai Palembang. (Arie Nugraha)