Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Aksi Seniman Bandung: Menolak Amnesia Kejahatan di Masa Orba
21 Mei 2018 18:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

ADVERTISEMENT
Memperingati 20 tahun reformasi, Komunitas Berkesenian Gerbong Bawah Tanah (KBGBT) melakukan renungan dengan menggelar performance art berjudul “Menolak amnesia kejahatan di masa Orba” di depan pintu gerbang Gedung Sate Bandung, Senin (21/5).
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Memperingati 20 tahun reformasi, Komunitas Berkesenian Gerbong Bawah Tanah (KBGBT) melakukan renungan dengan menggelar performance art berjudul “Menolak amnesia kejahatan di masa Orba” di depan pintu gerbang Gedung Sate Bandung, Jalan Diponegoro, Bandung, Senin (21/5).
Seniman KBGBT melakukan aksi performance art untuk mengenang peristiwa lengsernya pemerintahan Orde Baru (Orba) di bawah kepemimpinan Soeharto akibat aksi reformasi, yang terjadi tepatnya pada 21 Mei 1998.
Aksi yang diisi dengan membuat lukisan dan teks oleh para seniman KBGBT tersebut, mengajak masyarakat untuk tidak lupa terhadap beragam kasus yang terjadi pada masa pemerintahan Orba.
“Jangan sampai kita lupa akan sejarah. Kita harus mengingatkan kembali persoalan yang belum tuntas di negeri ini,” ucap Rahmat Jabaril yang menjadi koordinator aksi.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh Rahmat menjelaskan, catatan berdarah Orba masih tertoreh dalam ingatan bangsa Indonesia setelah 20 tahun reformasi. Peristiwa 65, Malari, Petrus, Tanjung Priok, Perampasan Tanah maupun penghilangan orang masih belum selesai sampai saat ini.
“Seperti kasus teman kita, Widji Tukul yang sampai hari ini kita kehilangan,” tegas Rahmat yang juga pelukis.
Meski kekuasaan Soeharto telah tumbang, menurut Rahmat kebijakan-kebijakan yang diturunkan pada masa pemerintahannya masih menyandera warga Indonesia.
Pada wilayah lain, terutama generasi muda yang tidak mengalami masa Soeharto, Rahmat menganjurkan agar lebih bisa mempelajari sejarah yang telah terjadi.
“Karena jika generasi muda sekarang menganggap era Soeharto lebih baik daripada saat ini, sebenarnya kenyamanan era Soeharto tersebut semu,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Rahmat menjelaskan bagaimana peliknya, dirinya saat itu yang ikut terlibat dan menjadi pelaku pelengseran Soeharto mengalami masa yang penuh kengerian.
“Minimal dengan aksi ini kami ingin mengingatkan kembali manis dan pahit sejarah masa lalu agar lebih mawas. Untuk lebih memahami reformasi bertanyalah pada pelaku sejarah," ungkapnya. (Agus Bebeng)