Atasi Limbah WC di Citarum, LIPI Tawarkan Toilet Pengompos

Konten Media Partner
25 Maret 2019 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bajir akibat luapan drainase karena musim hujan di kawasan Gedebage, Bandung. (Iman Herdiana)
zoom-in-whitePerbesar
Bajir akibat luapan drainase karena musim hujan di kawasan Gedebage, Bandung. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Salah satu sumber pencemaran Sungai Citarum ialah limbah rumah tangga khususnya WC. WC yang merembes ke air sungai maupun yang dibuang langsung ke sungai menjadi perhatian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
ADVERTISEMENT
Kepala Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI, Sri Priatni mengatakan, pencemar terbesar Citarum berasal dari limbah rumah tangga yang mempunyai andil antara 60-70% dari beban pencemar yang ada.
Ia menyebutkan, WC, sumber sampah rumah tangga, titik kotoran ternak jumlahnya mencapai ribuan yang mencemari Sungai Citarum.
Pencemar lainnya, sambung Sri, adalah limbah sisa industri yang sebagian besar adalah termasuk pada jenis limbah yang berbahaya yang sulit diuraikan secara alami.
Sri mengungkapkan, salah satu titik yang menjadi perhatian LIPI terkait penganganan Citarum berada di daerah hulu, yakni di kawasan Bandung Raya.
Di kawasan tersebut terdapat delapan anak sungai yang sebagian besar mengalir melewati permukiman padat Bandung Raya dan memegang porsi 5% dari keseluruhan polutan domestik Citarum.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk mengatasi limbah dari WC warga, LPTB LIPI telah mengembangkan teknologi toilet pengompos yang sesuai untuk diterapkan di lingkungan yang sulit air bersih dan kekurangan sarana sanitasi.
“Toilet ini bisa menggantikan keberadaan WC umum sepanjang aliran anak Sungai Citarum,” kata Sri Priatni di Bandung, Senin (25/3)
Toilet pengomos bersifat multifungsi. “Polusi kotoran manusia bisa dikurangi dan kualitas sanitasi masyarakat bisa meningkat. Komposnya bisa dipergunakan tanaman," jelasnya.
Untuk diketahui, Sungai Citarum yang memiliki panjang mencapai 297 kilometer serta melintasi 12 kabupaten/kota dan 133 kecamatan, menjadi urat nadi kehidupan warga Jawa Barat. Namun pencemaran menjadi permasalahan akut di sungai terpanjang di wilayah Jabar ini.
Sementara pemerintah menargetkan agar Sungai Citarum bisa menjadi sumber air minum bagi setidaknya 28 juta orang yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai tersebut. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT