Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Suasana panik melanda kelas 3b SDN Aji Tunggal Kelurahan Pasir Endah Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung, Senin sore (1/4), ketika luapan air sungai menjebol dinding sekolah dan masuk ruang kelas. Ratusan anak sempat terjebak.
ADVERTISEMENT
Ketinggian air mencapai leher orang dewasa. Guru yang sedang mengjar kelas 3b segera memerintahkan anak-anak agar naik ke meja sekolah. Proses evakuasi dilakukan cepat. Guru juga berusaha menahan amukan air agar tidak meruntuhkan tembok kelas yang sudah jebol. Sebuah lemari dipakai menahan tembok yang sudah ambrol.
“Awalnya air masuk ke ruang perpustakaan, lalu masuk ruang kelas,” cerita Wiwin Wulansari, guru kelas 3, kepada Bandungkiwari, Selasa (2/4).
Wiwin lalu menunjukkan dinding sekolah yang jebol. Di balik dinding itu terdapat Sungai Cicalobak yang meluap dan menjebol kirmir atau benteng sungai, lalu menggerus dinding sekolah. Dari situ, air masuk ke ruang perpustakaan dan UKS, lalu menjebol dinding kelas 3b.
“Tinggi air sampai ke leher, menjebol ke kelas. Ibu yang mengaar di sini seleher. Anak naik ke atas bangku. Ibu guru Eulis evakuasi dengan menggendong anak-anak ke lantai 2 agar lebih tinggi. Saking takutnya pintu dijebol naik ke atas,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kini ruang kelas 3b dan sebelahnya tampak porak poranda. Sejumlah perlengkapan sekolah hancur dan kotor, termasuk arsip murid seperti rapot, buku dan lainnya. Bangku, meja dan lemari berserakan. Lumpur memenuhi lantai sekolah.
Cerita di ruang 7 lain lagi. Wiwin menuturkan, ketika air yang disertai lumpur melanda, anak-anak di ruang tersebut sedang belajar di dalam kelas. Air yang membawa material lumpur dan sampah membuat pintu kelas tak bisa dibuka. Otomatis anak terjebak di ruang kelas.
Maka untuk mengevakuasi mereka, guru dibantu warga menjebol jendela. Anak-anak dievakuasi melalui jendela tersebut. “Alhamdulillah anak ga ada yang apa-apa, kecuali yang kena luka kaca saja,” katanya.
Di kelas lainnya pun terjadi kepanikan karena pintu kelas terblokade lumpur dan air. Evakuasi dilakukan dengan menjebol jendela. Bahkan untuk menyeberangi lapangan yang penuh air, anak-anak dan murid bahu-membahu menggunakan tiang bendera. Mereka berpegangan pada tiang untuk bertahan dari arus deras air.
ADVERTISEMENT
Menurut Wiwin, kejadian tersebut berlangsung pukul 15.00. Sementara evakuasi selesai dilakukan pukul 17.00.
Pihak sekolah sendiri meliburkan sekolah sampai waktu yang belum ditentukan. “Libur sementara kata ibu kepala sekolah 2 hari, kalau belum memungkinkan tambah lagi karena ada kekhawatiran jebol lagi,” kata Wiwin.
Wiwin sendiri mengaku masih syok akibat amukan banjir yang meluluhlantakkan sekolahnya. “Trauma saya juga rasakan sampai gemetaran juga karena kedinginan,” katanya. (Iman Herdiana)