Cihideung Festival di Bandung, Penanda Cinta Sesama Manusia

Konten Media Partner
22 Desember 2019 19:28 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para peserta siap tampil memeriahkan gelaran Cihideung Festival, Rabu (18/12). (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Para peserta siap tampil memeriahkan gelaran Cihideung Festival, Rabu (18/12). (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Pagi itu, suasana Lapang Kavling RW 10 Kampung Panyairan Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, lebih ramai dari biasanya.
Sebuah hajatan sederhana para petani bunga yang ingin mengenalkan potensi desanya digelar sekaligus untuk menggali kembali kearifan lokal warisan leluhurnya.
Desa Cihideung merupakan daerah yang berada di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, yang memiliki sumber daya budaya dan alam yang mampu dikembangkan menjadi daerah agro tanaman hias dan seni.
Upaya mengenalkan kearifan budaya lokal dan tanaman hias tersebut, salah satunya melalui sebuah event seperti festival yang diberi nama Cihideung Festival atau Cifes.
Cifes selain untuk mengenalkan berbagai tanaman hias, pun untuk membangun kembali rasa memelihara terhadap mata air yang telah memberikan kehidupan.
Keterlibatan remaja menjadi bagian penting dalam acara Cifes, sebagai upaya pewarisan tradisi dan nilai-nilai seperti menjaga penghijauan, menumbuhkan kembali rasa kebersamaan, gotong rojong bagi masyarakat.
Mengusung tema "Kembang Ros Beureum Lumpat Jagat Bandung Barat", festival yang digelar Rabu (18/12) ini diharapkan bisa menunjukkan bahwa manusia harus selalu saling mencintai sesamanya di jagat raya.
Kembang Ros Beureum atau Bunga Ros Merah menjadi penanda untuk mencintai keanekaragaman seni-budaya yang tumbuh, hidup dan berkembang di Kabupaten Bandung Barat khususnya, serta di Jawa Barat pada umumnya.
Acara yang sempat diguyur hujan tersebut menampilkan aneka ragam tari, helar bunga ros, motor hias, helar Sapi Gumarang, Badingkut, seni Lais dan Gègèl Jubleg.
ADVERTISEMENT
Para penampil tersebut berasal dari berbagai kota atau kabupaten, antara lain Lingkung seni Galuh Pakuan Cisewu-Garut dengan Lais dan Gègèl Jubleg. Ada pula Mekar Budaya dengan Seni Badingkutnya, Dapur Pangbarep dengan aneka tarinya, Cantika Studio dengan aneka Jaipong, Kurawa Merdeka dengan aneka Tarian, Padepokan Kalang Kamuning dengan Sapi Gumarang dan aneka ragam tarian. (Agus Bebeng)