Foto: Kemeriahan Pagelaran Budaya Someah di Bogor

Konten Media Partner
16 November 2019 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Riksa Budaya di Pasireurih, Kabupaten Bogor, Kamis (14/11). (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Riksa Budaya di Pasireurih, Kabupaten Bogor, Kamis (14/11). (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BOGOR, bandungkiwari - Suasana asri menyambut tamu di di Kampung Budaya Sidang Arang, Pasireurih, Kabupaten Bogor, Kamis (14/11) pagi itu. Sisa hujan semalam dan kabut tipis yang memeluk rerumputan telah digantikan matahari yang menghadirkan cahayanya.
Sejumlah pelajar hingga masyarakat mulai memenuhi lapangan dan gang menuju area acara. Di tangan mereka Sang Dwi Warna berkibar malu-malu seiring wajah mereka yang risih terekam kamera.
ADVERTISEMENT
Pagi itu, gelaran Riksa Budaya dengan tema 'Someah' diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat. Satu kegiatan yang memang menggali kembali kearifan lokal tentang apa itu 'Someah'.
Someah merupakan akar kebudayaan masyarakat Jabar yang tercermin dalam perilaku, sopan santun, lemah lembut, pun halus budi bahasa. Nilai-nilai tersebut diingatkan kembali kepada khalayak luas, terutama generasi milenial dengan gelaran Riksa Budaya.
Menurut Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Febiyani, someah yang merupakan warisan budaya sudah menjadi ciri dan karakter masyarakat Jabar. Terutama yang terkait dengan pola perilaku hormat pada tamu yang disebut someah hade ka semah. "Melalui kegiatan Riksa Budaya ini kami mencoba untuk mengembalikan ciri dari budaya kita yakni someah," ujar perempuan yang akrab dipanggil Feby.
Acara yang diharapkan mampu menyentuh setiap pribadi masyarakat Jawa Barat untuk mampu menyadari dan menguatkan kembali nilai budaya tersebut berisi berbagai rangkaian kegiatan. Selain tampilan seni tradisi dihadirkan pula acara obrolan santai yang dikemas dalam pertunjukan wayang golek menampilkan Dalang Apep Hudaya.
Pada acara pembukaan masyarakat dan pengunjung acara disuguhi tari kreasi berjudul “Utamana Jalma Kudu Rea Batur” serta tarian “Pupuh Pucung”. Satu garapan tari yang berdasar pada gotong royong dan laku budaya masyarakat yang someah.
Ully Sigar Rusady, seorang budayawan yang juga pencinta dan pemerhati lingkungan, menyatakan aspek budaya someah pun harus ditujukan pula pada lingkungan. Sebab, dampak dari tidak someah-nya warga pada lingkungan akan memperburuk lingkungan dan akibatnya berimbas pada manusia. "Kita ketahui banyak bencana alam di Jawa Barat, karena manusianya tidak someah pada alam. Sampai kapan ini akan terus terjadi," katanya.
Kakak kandung artis Paramita Rusady itu yakin jika budaya someah diterapkan masyarakat untuk menghargai alam, maka tidak akan terjadi bencana alam. "Sebab alam pun ingin dihargai oleh manusia sebagai penerima manfaat dari alam," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski acara Riksa Budaya dengan tematik someah telah usai, bukan berarti someah yang menjadi kearifan lokal berhenti karena tidak adanya panggung atau tabuhan gong. Warisan leluhur ini harus tetap ada pada ruang bermasyarakat setiap individu. Karena jika tidak diingatkan dan digali kembali nilai-nilai someah pada generasi muda, tentu esok lusa kita akan kehilangan identitas sebagai warga penghuni Parahyangan. Semoga tidak.
(Agus Bebeng)