Konten Media Partner

Foto: Opera Legenda Ciung Wanara, Kisah di Masa Kerajaan Galuh Pakuan

1 Agustus 2019 18:00 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pementasan "Opera Legenda Ciung Wanara" yang bertempat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Rabu (31/7). (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Pementasan "Opera Legenda Ciung Wanara" yang bertempat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Rabu (31/7). (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Upaya melestarikan khazanah budaya lokal tentu bisa dengan beragam cara. Salah satunya dengan menyelenggarakan pementasan "Opera Legenda Ciung Wanara" yang bertempat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Rabu (31/7).
ADVERTISEMENT
Opera yang ditulis dan disutradari Bambang Aryana Sambas ini mengangkat cerita rakyat tentang sosok Ciung Wanara pada masa Kerajaan Galuh Pakuan. Kisah perjalanan tokoh utama yang mencari ayahnya ini dikemas lewat drama musikal. Kekayaan gerak tari, musik, sastra, bahkan permainan anak tradisional, hadir secara kolosal.
Dalam drama ini, tokoh protagonis adalah Ciung Wanara, sementara tokoh antagonis adalah diperankan Hariang Banga. Drama ini mengedepankan pesan moral perjuangan yang gigih seorang Ciung Wanara untuk menemukan orang tua sekaligus mendapatkan kembali haknya sebagai pewaris kerajaan; meski didapat dengan Sabung Ayam.
Adegan yang diisi dialog melalui nyanyian ini mengartikan kembali beragam khazanah tarian dan lagu. Seperti seni beluk yang hadir sesaat dan mungkin saja tidak populer di kalangan anak muda saat ini.
Pementasan yang berlangsung selama dua hari ini diharapkan menjadi pemicu penggalian kembali khazanah seni budaya lokal yang tergerus peradaban modern saat ini. (Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT