Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Dua lelaki tidak bersuara itu terlibat dalam percakapan tubuh. Tubuh mereka menggantikan mulut yang memaparkan peristiwa demi peristiwa. Kekonyolan, kesedihan, kebahagian hingga harapan hadir berkeliaran di panggung Dewi Asri ISBI Bandung, Jumat (29/11).

Pementasan teater tubuh tanpa kata itu hadir dari Kelompok Teater Payung Hitam (TPH) yang membawakan naskah 'Godot Menunggu' berdasarkan lakon ‘absurd’ karya Samuel Beckett.
Lakon 'Menunggu Godot' yang menceritakan harapan yang tidak kunjung berakhir ini pernah dipentaskan TPH pada 1991 lalu. Dalam rentan 28 tahun, TPH kembali menampilkan lakon tersebut dengan judul 'Godot Menunggu' yang merupakan tafsir dari teater kata-kata menjadi teater tubuh.
ADVERTISEMENT
Pada pementasan 'Godot Menunggu' dari TPH kata-kata menjadi sirna. Penonton menafsir gerak para aktor menjadi bahasa yang bergumul dalam nalar masing-masing.
Verbalitas kata memang hilang hanya menghadirkan bahasa tubuh dan teriakan emosi dari para aktor yang menerjemahkan naskah menjadi gerak.
'Godot Menunggu' sendiri merupakan rangkaian dari kegiatan 4th Invitation to the Theatre 2019 mulai dari 28 - 30 November 2019. Selain menampilkan pementasan dari TPH, acara ini pun menghadirkan pementasan dari institusi teater Pusat Kebudayaan Universiti Malaya, Malaysia dengan lakon “Mendu” karya sutradara Rosdeen Bin Suboh.
Selain itu diselenggarakan pula Diskusi Lintas Budaya Indonesia - Malaysia dengan judul “Kredo Penciptaan Seni Teater”, menghadirkan pembicara, Dr. Rosdeen Bin Suboh, Dr. Rachman Sabur, S.Sen., M.Sn dan Fathul A. Husein, S.Sn., M.Sn. (Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT