Klaim Kepemilikan Tanah dan Hari Gotong Rumah di Dusun Wates

Konten Media Partner
6 Mei 2018 11:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Klaim Kepemilikan Tanah dan Hari Gotong Rumah di Dusun Wates
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tradisi gotong rumah di Dusun Wates, Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. (Dok JAF)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Sebuah tradisi unik dijalankan masyarakat Dusun Wates, Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, secara turun temurun. Tradisi ini adalah Hari Gotong Rumah.
Tadisi Hari Gotong Rumah digelar di Jalan Lanud Sukani, Desa Jatisura, Kabupaten Majalengka, Minggu (6/5/2018) pukul 08.00 WIB sampai selesai.
“Hari Gotong Rumah sebuah tradisi menggotong rumah yang dilakukan warga sebagai upaya untuk menjaga dan mempertahankan kebudayaan tanah melalui aktivitas seni dan budaya,” kata seniman Jatiwangi Art Factory (JAF), Ismal Muntaha, melalui siaran persnya.
Peristiwa Hari Gotong Rumah bertepatan dengan Hari Jadi Desa Jatisura yang ke-116.
Hari Gotong Rumah hasil kerjasama warga setempat dengan komunitas seni Jatiwangi Art Factory. Menurut catatan JAF, Dusun Wates, Desa Jatisura, kabupaten Majalengka memiliki sejarah panjang konflik tanah.
ADVERTISEMENT
Jepang, ketika menduduki Indonesia di tahun 1942, membangun pangkalan udara di Kecamatan Jatiwangi, Majalengka. Merasa kondisi ketika itu tidak aman, Sayim yang ketika itu menjabat sebagai kepala desa berinisiatif untuk mengajak warga Dusun Wates Desa Jatisura pindah ke dusun tetangga, tepatnya pada tahun 1943.
Seluruh harta benda dibawa serta, termasuk menggotong rumah-rumahnya. Tak lama setelah Jepang dikalahkan sekutu dan pergi dari Indonesia, warga Wates pun pulang untuk kembali menduduki dusunnya, tanah yang sudah turun temurun ditinggali.
Namun, tak lama setelah itu, TNI AU mengklaim tanah warga dusun Wates sebagai tanah milik mereka. Akibatnya, hingga saat ini warga Wates yang telah turun temurun hidup di wilayah tersebut kehilangan hak milik atas tanah materialnya.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya dilakukan warga, termasuk terus menerus menghidupi kebudayaan tanah tersebut dengan berbagai tindakan kultural sebagai ungkapan rasa pemilik kebudayaan Dusun Wates.
“Tradisi ini menjadi penting untuk terus dilakukan sebagai upaya membuat klaim secara kultural atas tanah warga,” terang Ismal.
Acara Gotong Rumah itu diawali dengan menggotong rumah oleh seluruh warga Dusun Wates, dilanjutkan dengan Pidato Kebudayaan, Istigosah, serta penyerahan “Tumpeng Tanah”. (Iman Herdiana)