ITB Sampaikan Pernyataan Duka terkait Kematian Jehuda

Konten Media Partner
3 Desember 2019 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar tangkap komentar warga net tentang utas (thread) Jehuda
zoom-in-whitePerbesar
Layar tangkap komentar warga net tentang utas (thread) Jehuda
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari - Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan ucapan duka cita atas meninggalnya Jehuda Christ Wahyu, mahasiswa ITB yang dikabarkan meninggal karena penyakit yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
"Menurut keluarganya, (dia) menderita sakit yang kebetulan bersamaan dengan masa akhir studinya di ITB. Kami sampaikan turut berduka yang mendalam kepada keluarga Almarhum. Semoga Almarhum mendapat tempat yang mulia di sisi Tuhan YMK," ujar Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi ITB, Miming Miharja, saat dikonfirmasi bandungkiwari, Selasa (2/12).
Sebelumnya tersebar berita bahwa mahasiswa program studi Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB angkatan 2015 itu meninggal karena penyakit yang diidapnya. Ceritanya pun viral karena ia diduga kelelahan setelah ngebut menyelesaikan tugas akhir.
Berdasarkan keterangan yang didapatkannya, kata Miming, Jehuda meninggal pada saat pengangkatan cairan di kepalanya.
Menurut Miming, mahasiswa Rekayasa Kehutanan tersebut aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan atau HMH Selva ITB sebagai Dewan Perwakilan dan Pengawas Anggota. “Jehuda juga sempat aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan, seperti Forestshare, Masa Bimbingan Mahasiswa Baru, wisuda, ekskursi mahasiswa, dan lain sebagainya,” kata Miming.
ADVERTISEMENT
Kisah Jehuda berusaha menyelesaikan tugas akhirnya viral melalui utas yang ia unggah di twitter miliknya pada Oktober 2019. Dalam utas tersebut, ia menyebutkan bahwa ia tidak tidur malam selama tujuh hari demi mengerjakan tugas akhir yang berjudul 'Desain Perencanaan Kebun Raya Kuningan untuk Meningkatkan Fungsinya sebagai Kawasan Konservasi dan Ekowisata'.
Ia pun berhasil lulus pada 13 September 2019 dan yudisium pada bulan Oktober. Namun, pasca-sidang nafsu makan Jehuda justru menurun. Ia menuliskan hanya makan sehari sekali. Kian lama, ia pun menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya.
Berbagai pemeriksaan pun ia jalani, mulai dari cek urin, cek darah, hingga ronsen. Semua kecurigaan dokter, seperti penyakit ginjal, DBD, atau pun radang paru-paru pun terbantahkan oleh hasil tes yang ia jalani.
ADVERTISEMENT
Jehuda pun ditengarai menderita anemia, lantaran hemoglobin di dalam tubuhnya hanya di angka 9,9. Padahal, normalnya angka hemoglobin pada laki-laki adalah 14. Setelah melakukan pemeriksaan kembali, diketahui sel darah merah miliknya berubah bentuk menjadi kurus dan pucat. Sehingga, diduga terdapat masalah pada hatinya.
Di akhir utas yang ia unggah pun Jehuda mengajak teman-temannya di Twitter untuk menjaga kesehatan, khususnya saat menyelesaikan tugas akhir. Namun saat ini utasnya sudah ditutup dan menyisakan berbagai komentar dari warganet. (Assyifa)