Keluarga Harus Bijak Hadapi Talasemia

Konten Media Partner
8 Mei 2018 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga Harus Bijak Hadapi Talasemia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Talasemia Internasional bertajuk Thalassemia Family Day 2018 di Trans Studio Bandung. (Utara Jaya)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Peran orang tua sangat penting dalam menangani anak talasemia. Pasien talasemia sendiri sangat rentan mengalami gangguan psikologi, karena itu membutuhkan dukungan dari keluarga.
Hal tersebut terungkap dalam peringatan Hari Talasemia Internasional yang digelar Yayasan Thalassemia Indonesia ‎(YTI) Jawa Barat bersama Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Jawa Barat di Trans Studio Bandung, Selasa (8/5/2018).
Ketua panitia acara yang bertajuk Thalassemia Family Day 2018, Asep Kusmayadi menuturkan, karena itulah pihaknya menggelar acara rekreasi di Trans Studio Bandung.
Menurutnya, kegiatan rekreasi ini menjadi bagian penting untuk memberikan dorongan moril kepada penyandang talasemia. ‎Sebab, kata dia, psikologis penyandang talasemia cukup rawan bisa terganggu.
Selain itu, Asep juga turut mengajak para orang tua karena dalam kegiatan Thalassemia Family Day 2018 ini juga diisi dengan edukasi.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, tak jarang kemunculan anak yang terdiagnosa mengidap talasemia menimbulkan percikan konflik keluarga.
"Beberapa ada kasus perceraian ada yang ditinggal begitu saja, banyak memang konflik psikologi dan bahkan efek sosial. Dan memang si anak juga harus diberi dukungan karena bisa jadi malah ingin bunuh diri dan sebagainya karena nggak mau minum obat dan sebagainya,‎" kata Asep.
Penyandang talasemia sangat rentan terkena gangguan psikologis mengingat hingga kini kelainan sel darah merah ini masih belum bisa disembuhkan. Namun, masih ada upaya untuk mengatasinya dengan pengobatan dan transfusi darah secara rutin.
Maka, sambung Asep, diperlukan kepiawaian dari orang tua untuk bisa membawa anak-anaknya agar lebih disiplin dalam proses pengobatan dan transfusi darah. Utamanya, dalam menjalani proses tersebut terus-menerus seumur hidupnya.
ADVERTISEMENT
"Hari ini secara psikologi menghibur anak-anak, juga diberikan edukasi dan pencerahan buat orang tua bagaimana me-manage anak-anaknya, bagaimana harus meminum obat secara teratur atau membawa anaknya untuk transfusi,"‎ terangnya.
Melalui peringatan hari talasemia internasional itu YTI dan OPTI sekaligus ingin melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas perihal kelainan genetika talasemia. Sebab, talasemia merupakan penyakit keturunan dari orang tuanya.
Meski demikian, sekalipun orang tuanya tidak ada yang mengidap talasemia, namun Asep menuturkan bahwa kecenderungan melahirkan anak dengan talasemia tetaplah ada. Dia pun mewanti-wanti agar pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan bisa melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu.
‎"Talasemia kelainan genetika, pembawa sifat dengan pembawa sifat itu kemungkinan melahirkan anak 25 normal, 50 persen pembawa, 25 persen penderita Thalassemia. Makanya terutama buat yang belum menikah jangan sampai membawa sifat," paparnya.
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut, juga digelar donor darah, skrining selain sosialisasi. Acara diikuti 529 anak yang berasal dari seluruh pelosok Jawa Barat. (Utara Jaya)‎