Kisah Arkeolog Ungkap Manusia Purba Bandung di Goa Pawon

Konten Media Partner
2 Desember 2018 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Arkeolog Ungkap Manusia Purba Bandung di Goa Pawon
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ahli arkeologi Lutfi Yondri dalam acara Heritage Talk, Kisah Kehidupan "Manusia Bandung Pertama" di Auditorium Museum Geologi Bandung. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Sejak melakukan eskavasi pada 2003 silam, tim penggalian Gunung Pawon dari Badan Arkeologi Bandung telah menemukan tujuh kerangka manusia prasejarah. Lokasi pencarian berada di Situs Goa Pawon, Desa Gunung Masigit, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Ketua tim eskavasi Gua Pawon Lutfi Yondri mengatakan, ketujuh rangka manusia yang ditemukan beragam. Mulai dari yang berupa tulang tengkorak, bagian rahang, serta tengkorak.
Rangka I yang ditemukan September 2013 lalu memiliki umur budaya sekitar 5.600 tahun yang lalu. Usia rangka yang sama juga ditemukan pada rangka II dan V.
Sedangkan rangka III berusia 7.300 tahun, rangka IV (9.500 tahun), rangka VI (10.000 tahun) dan rangka VII (12.000 tahun). Dua rangka terakhir ini ditemukan di kedalaman 235 centimeter (VI) dan 245 centimeter (VII).
ADVERTISEMENT
Semua kerangka yang ditemukan itu berjenis kelamin laki-laki perempuan. Adapun ras mereka adalah mongoloid.
Gua Pawon adalah rumah para manusia prasejarah itu tinggal. Mereka makan apa saja hasil hutan di sekitar gua, ikan laut, juga monyet untuk bertahan hidup.
Adanya banyak penemuan kerangka mulai dari fragmen tulang tengkorak, rahang, dan sebagainya itu membuat para arkeolog terus merangkai kisah kehidupan manusia Bandung purba pada zamannya.
"Sangat susah mencari manusia masa lalu. Orang meninggal langsung dikubur, misal dari 1.000 tahun mungkin satu yang ketemu. Itu yang saya rasakan saat mencari jejak manusia purba di Goa Pawon," kata Yondri dalam acara Heritage Talk, Kisah Kehidupan "Manusia Bandung Pertama" di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jumat (30/11/2018) lalu.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, arkeologi berfungsi mempelejarai masa lalu, melihat sisi lain yang ditinggalkan manusia dan perilaku dari masa ke masa.
Untuk mengungkap lebih lanjut terkait penemuan manusia prasejarah, Balai Arkeologi dibantu oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, mahasiswa dan warga lokal.
Dalam melakukan eskavasi, Yondri mengungkapkan, dibutuhkan setidaknya 15 hari penggalian.
"Paling kita menggali sehari 5-10 centimeter, paling dalam itu 15 centimeter yang bisa kita bisa. Menggali selama itu karena lapisan tanah merupakan rekaman dari masa lalu. Semua temuan dari lapisan tanah kita catat, gambar dan rekam proses masa lalu ke kini," kata dia ditemui di sela-sela acara.
Selain usia hidup dan mati manusianya, lanjut dia, melalui pengembangan penelitian forensik odontologi, bisa diketahui pula informasi lainnya, seperti kelompok ras dan analisis pola nutrisinya.
ADVERTISEMENT
Yondri berharap, dalam penelitian ini, dapat menemukan rangka manusia prasejarah yang semakin lengkap sehingga bisa dilakukan perekaan.
"Migrasi budaya prasejarah itu dari kawasan Asia daratan ke kawasan nusantara sampai Pasifik. Jawa Barat diperkirakan turut mempunyai pertanggalan atau kronologi budaya pada sekitar 35 ribu tahun lalu. Sementara ini, masih manusia prasejarah berusia 9.500 tahun lalu. Jadi, sebetulnya masih banyak penelitian yang harus kita lakukan," katanya. (Ananda Gabriel)