Kondisi Bocah Penderita Kanker Hati Belum Memungkinkan Dioperasi

Konten Media Partner
18 November 2019 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Sakit Hasan Sadikin (Foto: rshs.or.id)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Sakit Hasan Sadikin (Foto: rshs.or.id)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - RS (11 tahun), seorang anak pengidap kanker stadium 4 kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sebelumnya, kanker yang dialami oleh RS ditengarai sebagai kanker hati. Namun, kemudian diketahui kanker yang berada di hati tersebut berasal dari jaringan otot.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kondisinya memang sudah sangat berat. Kankernya yang kita diagnosa sebagai rabdomiosarkoma embrional di hati sudah stadium 4, sudah ada penyebaran atau metastase ke paru, kemudian dia juga gizinya buruk, dan ada infeksi, salah satunya infeksi ke paru," jelas Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Pasien RS sekaligus Kepala KSM Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RSHS, DR. dr. Susi Susanah, SpAK. M. Kes.
Susi menyebutkan, hingga saat ini RS masih dalam kondisi sadarkan diri dan dapat diajak berinteraksi. Namun, disebabkan oleh adanya pendarahan di saluran cerna, ia hanya dapat makan melalui infus. RS pun kini kerap merasakan sesak nafas ketika berjalan.
Berdasarkan keterangan Susi, saat ini RS berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menjalani operasi. Pasalnya, kanker yang dialaminya berada di kedua liver miliknya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kemoterapi yang tadinya akan dilakukan pun ditunda karena keadaan pasien yang tidak memungkinkan dan justru akan berbahaya apabila dilakukan.
Pihak dokter pun berencana melakukan pengobatan paliatif. "Pasien-pasien yang sudah terminal atau stadium akhir, sulit untuk disembuhkan, tetapi kualitas hidupnya tidak boleh jelek," ujar Susi. Selain diharapkan tetap dapat melakukan aktivitas seperti makan, pasien juga diharapkan tidak merasakan nyeri akibat penyakit kanker yang diidapnya.
Meski begitu, Susi tidak membantah, bahwa pihak keluarga ingin memulangkan pasien. Sehingga, pelaksanaan pengobatan paliatif pun harus mempertimbangkan hal tersebut. "Karena banyak faktor, bukan hanya medisnya saja," tuturnya.
Menurut Susi, RS sudah diketahui memiliki tumor sejak Januari 2019 dan mulai berobat pada April 2019. Terakhir, pasien tersebut mendapatkan perawatan ketiga mulai tanggal 21 Oktober 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
"Waktu datang ke kita dia tumornya sudah sangat besar," katanya. Bahkan, RS sendiri dirujuk ke RSHS sudah dalam kondisi gizi buruk serta albumin yang rendah.
Hingga saat ini, pihak RSHS telah melakukan dua joinkes. Awalnya, ketika akan dilakukan operasi, setelah menunggu ketersediaan kamar, pasien mengalami radang paru dan penyebaran kanker ke paru-paru. "Jadi, paru-parunya terdesak oleh tumor," ujar Susi. Dengan begitu, operasi pun urung dilakukan. (Assyifa)