Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Kota Bandung Mendapat Subsidi Air Minum Rp 45 Miliar
28 Maret 2018 7:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT

Pjs Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin (tengah) memimpin rapat terkait hibah air minum bersama tim Kemen PUPR dan SKPD Kota Bandung di Balai Kota, Selasa (27/3). (Foto: Utara Jaya).
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) memberikan bantuan dana hibah kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Dana ini diberikan sebagai bantuan subsidi untuk air minum, dengan jumlah sebesar Rp 45 miliar.
Menurut Kepala CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Direktorat Cipta Karya Kemen PUPR, Chandra RP Situmorang, dana hibah ini untuk mendukung pemerintah daerah agar meningkatkan pelayanan akses air minum dan sanitasinya. Sehingga, dalam program ini juga diprioritaskan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Bantuan hibah untuk kota Bandung tahun 2018 ini sebesar 45 miliar rupiah dengan target melayani masyarakat kota Bandung sebanyak 15.000 rumah tangga atau hampir 60.000 jiwa yang harus dilayani selama 2018 ini tambahan ya dari masyarakat yang sudah melayani sampai sekarang," kata Chandra di Plaza Balaikota, Jalan Wastukencana, Bandung, Selasa (27/3).
ADVERTISEMENT
Dengan target 15.000 pelanggan baru, Chandra mengklaim Kota Bandung mendapat alokasi hibah terbesar se-Indonesia. Namun menurutnya hal itu tak lantas menjadi indikasi bahwa Kota Bandung mempunyai angka MBR paling tinggi. Tetapi indikator penilaian dari pemerintah pusat ditinjau dari dua perspektif, yakni kemauan dan kemampuan Pemkot Bandung.
"Kami menilai Pemerintah Kota Bandung memiliki kemauan tingkat yang tinggi, tidak semua memiliki ini. Kemampuannya ada secara utuh sistem turun ke lapangan sehingga pemerintah daerah mengalokasikan dananya melalui penyertaan modal," ujarnya.
Chandra berharap bantuan dana hibah ini sudah bisa mulai dieksekusi paling lambat di minggu ketiga bulan April mendatang dan menuntaskan 15.000 pelanggan baru pada akhir Desember 2018.
Selanjutnya dengan adanya bantuan dana hibah ini Chandra juga meminta agar PDAM selaku eksekutor bisa menjemput bola mendatangi langsung para pelanggan baru dari kalangan MBR ini. Lantaran menurutnya MBR ini acapkali segan ketika harus datang langsung ke kantor PDAM, karena lebih dulu kaget dengaan biaya pemasangan baru jaringan air minum.
ADVERTISEMENT
"Warga yang sebelumnya kena biaya besar untuk pemasangan, sekarang dapat diskon. Masyarakat MBR ada sumur tapi sumbernya berbau dan berwarna, jadi tidak bisa buat masak atau minum. Sehingga tetap membeli air untuk keperluannya. Sekarang semua diharapkan bisa menikmati jaringan air minum yang bersih," katanya. (Utara Jaya)