Kue Balok Jayagiri Lembang Pertahankan Resep Sang Kakek

Konten Media Partner
18 Juli 2018 7:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kue Balok Jayagiri Lembang Pertahankan Resep Sang Kakek
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kue Balok Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Buka cabang di Dago, Bandung. (Mega Dwi Anggraeni)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - “Memanggangnya masih sama seperti dulu, cuma saya modifikasi sedikit,” ucap Oman, pedagang kue balok, saat dirinya menceritakan cara mempertahankan citarasa kue balok buatan kakeknya.
Membuat kue balok memang susah-susah gampang. Terlebih jika masih ingin mempertahankan citarasanya. Karena dulu, kue yang satu ini hanya dipanggang dengan menggunakan arang. Tingkat kesulitan memasak dengan menggunakan arang memang cukup tinggi. Salah-salah, kue bisa kering atau bahkan tidak matang.
Untuk mengatasi masalah itu, akhirnya Oman mengkolaborasikan teknik memanggang warisan kakeknya dengan teknik memanggang modern. Caranya, dia tetap mempertahankan arang untuk memanggang bagian atas kue, dan kompor gas untuk memanggang bagian bawah kue.
Selain memodifikasi teknik memanggang warisan kakeknya, generasi ketiga dari Kue Balok Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, ini juga tetap menggunakan resep dari kakeknya.
ADVERTISEMENT
Dia berharap dengan begitu, dirinya bisa mempertahankan citarasa kue balok pada masa kejayaan Oyib, sang kakek.
Kue Balok Jayagiri Lembang Pertahankan Resep Sang Kakek (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kue Balok Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Buka cabang di Dago, Bandung. (Mega Dwi Anggraeni)
“Bahan-bahan kue balok masih tetap sama seperti yang dibuat kakek. Saya hanya mengganti salah satu bahan dan menambahkan bahan lain,” kata Oman yang membuka cabang di Dago, Kanayakan, Bandung.
Hasilnya, Oman masih bisa mempertahankan pelanggan-pelanggan kue balok buatan kakek dan bapaknya. Mereka masih sering membeli kue baloknya sambil mengucapkan sepatah kata yang membuatnya tersenyum.
“Rasanya masih sama seperti buatan bapak.”
Kini, Oman memberikan ilmu yang didapat dari kakek dan ayahnya kepada ketiga anaknya. Meski hanya dua orang yang mampu menguasai teknik membuat adonan sampai memanggang, Oman yakin usaha yang dirintis kakeknya sejak lebih dari 30 tahun lalu bisa bertahan. (Mega Dwi Anggraeni)
ADVERTISEMENT